Mycosis fungoides (MF) merupakan limfoma T-sel kulit primer yang paling sering ditemukan, termasuk dalam kategori Cutaneous T-cell Lymphomas (CTCL). MF ditandai dengan proliferasi sel T epidermotropik yang sebagian besar terdiri dari sel CD4+. Penyakit ini memiliki perjalanan klinis yang umumnya lambat, diawali dengan lesi berupa patch atau plak eritematosa yang secara bertahap dapat berkembang menjadi tumor atau eritroderma pada stadium lanjut. Eritroderma, yang melibatkan lebih dari 80% permukaan kulit, sering kali sulit dibedakan dari dermatitis inflamasi lainnya, seperti dermatitis seboroik, psoriasis, atau penyakit sistemik lainnya. Oleh karena itu, pengenalan dini dan diagnosis akurat sangat penting untuk menentukan terapi yang tepat dan memperbaiki prognosis pasien. Laporan ini memaparkan kasus seorang pria berusia 53 tahun dengan gejala eritroderma yang awalnya menyerupai dermatitis seboroik. Pemeriksaan fisik dan laboratorium awal menunjukkan adanya lesi kulit meluas disertai skuama kasar, sehingga diduga eritroderma akibat Cutaneous T-cell Lymphoma (CTCL). Hasil biopsi eksisi kulit mengungkapkan infiltrasi sel limfosit atipikal yang menunjukkan epidermotropisme dan pembentukan Pautrier microabscesses, yang mengarah pada diagnosis MF. Pemeriksaan imunohistokimia menunjukkan hasil positif untuk CD3 dan CD4, yang semakin memperkuat diagnosis tersebut. Pasien direncanakan menjalani kemoterapi sebanyak enam siklus, namun pada saat akan menjalani kemoterapi siklus ketiga, kondisi pasien memburuk dengan penurunan kesadaran akibat hiponatremia dan komplikasi lain, hingga akhirnya meninggal dunia. Diagnosis MF pada tahap awal sering kali menjadi tantangan karena manifestasi klinisnya yang menyerupai penyakit kulit inflamasi lainnya. Oleh karena itu, kombinasi pemeriksaan klinis, histopatologi, dan imunohistokimia sangat diperlukan untuk membedakan MF dari diagnosis banding lainnya. Penatalaksanaan yang tepat dan pemantauan jangka panjang menjadi kunci dalam memperbaiki prognosis pasien, terutama pada stadium lanjut MF yang memerlukan terapi sistemik agresif.
Copyrights © 2025