Masalah kesehatan yang disebabkan perubahan fisik dan psikologis akibat faktor usia menyebabkan banyak lansia di dunia tidak dapat menikmati usia senjanya. Salah satunya adalah penyakit hipertensi yang disebabkan karena adanya perubahan pada sistem kardiovaskular. Selain karena penyakit hipertensi, depresi pada lansia dapat menyebabkan menurunnya tingkat kualitas hidup. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara tingkat depresi dengan kualitas hidup lansia hipertensi. Desain pada penelitian ini menggunakan pendekatan cross-sectional, populasi sebanyak 247 lansia hipertensi dan sampel sebanyak 110 lansia yang diambil dengan teknik purposive sampling. Variabel independen penelitian adalah kualitas hidup lansia hipertensi, diukur dengan kuesioner WHOQOL-BREF. Variabel dependennya adalah tingkat depresi lansia hipertensi, diukur dengan kuesioner Geriatric Depression Scale-15 (GDS-15). Hasil penelitian menunjukkan hubungan tingkat depresi pada lansia hipertensi dengan usia, gender dan status perkawinan memiliki nilai signifikansi masing-masing sebesar 0,001; 0,015; dan 0,003 (sig. < 0,05). Nilai probabilitas (signifikansi) hubungan tingkat depresi dan tingkat kualitas hidup lansia hipertensi sebesar 0,000 (sig. < 0,05) dengan nilai Chi-square sebesar 50,686 dan nilai korelasi Pearson sebesar 0,507 (r = -0,0507). Simpulan adalah tingkat depresi yang dialami oleh lansia pengidap hipertensi memiliki hubungan yang signifikan dengan tingkat kualitas hidup lansia hipertensi di Kota Lhokseumawe dengan kekuatan korelasi kedua variabel tersebut berada di level moderate dan berlawanan arah. Usia, gender dan status perkawinan memiliki hubungan yang signifikan dengan tingkat depresi yang dialami lansia dengan hipertensi. Saran adalah temuan ini selanjutnya dapat digunakan untuk modifikasi pengembangan model penanganan kasus depresi pada lansia hipertensi di Aceh.
Copyrights © 2025