Penelitian ini menganalisis kinerja sistem BIPAFOUR dan SIPD dalam pengelolaan keuangan daerah di BPKAD Banyuwangi berdasarkan User Acceptance, dengan menggunakan kerangka kerja Technology Acceptance Model (TAM). Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif, dengan data yang dikumpulkan melalui wawancara mendalam dengan empat karyawan kunci yang mewakili divisi yang berbeda: Penganggaran, Manajemen Keuangan, Aset, dan Akuntansi. Temuan menunjukkan bahwa BIPAFOUR unggul dalam hal kemudahan penggunaan (Perceived Ease of Use/PEOU) karena penyesuaian lokal dan dukungan operasional yang efisien, sementara SIPD menunjukkan kegunaan yang unggul (Perceived Usefulness/PU) dalam hal akuntabilitas dan pelaporan keuangan yang terstruktur di tingkat nasional. Namun, penggunaan kedua sistem tersebut secara bersamaan menimbulkan tantangan, termasuk inkonsistensi data dan masalah integrasi teknis. Studi ini merekomendasikan peningkatan koordinasi antara pemerintah daerah dan pemerintah pusat, perbaikan mekanisme sinkronisasi data, dan pelatihan pengguna yang berkelanjutan untuk mengoptimalkan integrasi sistem. Langkah-langkah ini bertujuan untuk menyeimbangkan efisiensi operasional dengan transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah.
Copyrights © 2025