ABSTRAK Cholelithiasis merupakan masalah kesehatan umum yang sering terjadi di seluruh dunia, walaupun di setiap wilayah negara memiliki prevalensi yang berbeda-beda. Di Indonesia, cholelithiasis kurang mendapat perhatian karena seringkali sulit ideteksi atau sering terjadi kesalahan diagnosis. Hal ini tidak terlepas dari sifat dasar Cholelithiasis yang simtomatik dan asimtomatik. Cholelithiasis adalah penyakit batu empedu yang dapat ditemukan di dalam kandung empedu atau di dalam saluran empedu, atau pada kedua-duanya. Penderita cholelithiasis di Indonesia cenderung meningkat karena perubahan gaya hidup lebih suka mengkonsumsi makanan cepat saji yang menjadi pemicu terjadinya cholelithiasis. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Ndraha (2014), didapatkan hasil dari 87 pasien yang didiagnosis cholelitiasis dengan rentang usia 45 – 65 tahun. Prevalensi pada pasien perempuan sebesar 55,17% atau 48 orang lebih banyak daripada laki-laki yang sebesar 44,83% atau 39 orang. Dari jumlah tersebut, diketahui rata-rata pasien yang berusia 40 tahun sebanyak 71 orang (81,61%) dan pasien yang dirawat inap sebanyak 60 orang (68,97%). Menurut data pelaporan di Rumah Sakit Mardi Rahayu Kudus, kasus penyakit cholelithiasis ini masuk ke dalam daftar 10 besar. Berdasarkan catatan bagian rekam medis 4 (empat) tahun terakhir, yakni sejak tahun 2018-2021 tercatat ada 1080 jumlah kunjungan pasien batu empedu dengan 988 pasien yang dirawat inap di Rumah Sakit Mardi Rahayu Kudus dan beberapa diantaranya menjalani operasi bedah pengangkatan batu empedu Kata Kunci: Gaya Hidup, Penderita Cholelithiasis
Copyrights © 2024