Gondok kolloid merupakan salah satu gangguan tiroid yang sering terjadi, namun diagnosis yang akurat masih menjadi tantangan, terutama dalam membedakan kondisi ini dari lesi tiroid yang lebih serius. Penelitian ini untuk mengetahui hubungan kadar hormon tiroid dan FNAB pada penderita gondok koloid (colloid goiter) di HNGV. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik. Pengumpulan data dilakukan secara restrospektif menggunakan sumber data sekunder yang diperoleh dari data rekam medik hasil pemeriksaan kadar hormon tiroid dan hasil FNAB. Penelitian ini dilakukan di Hospital Nasional Guido Valadares Timor Leste pada bulan Mei 2024 dengan sampel sebanyak 108 responden. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen data rekam medik. Analis data menggunaka uji statistik spearman rank. Hasil penelitian didapatkan demografi pasien, jenis kelamin laki-laki 29 orang (26,9%), perempuan 79 orang (73,1%). Berdasarkan usia, 20-25 tahun 12 orang (11,1%), 26-35 tahun 19 orang (17,6%), 36-45 tahun 34 orang (31,5%), 46-55 tahun 27 orang (25,0%), dan >55 tahun 16 orang (14,8%). Berdasarkan pekerjaan, 4 orang (3,7%) tidak bekerja, 10 orang (9,3%) pelajar, 11 orang (10,2%) petani, 15 orang (13,9%) PNS, 41 orang (38,0%) swasta, dan 27 orang (25,0%) wirausaha. Hasil pemeriksaan kadar hormon tiroid menunjukkan 17 orang (15,7%) memiliki kadar rendah, 83 orang (76,9%) normal, dan 8 orang (7,4%) tinggi. Hasil pemeriksaan FNAB, 3 orang (2,8%) non diagnostik, 100 orang (92,6%) benigna, dan 5 orang (4,6%) maligna. Analisis statistik menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara kadar hormon tiroid dan hasil FNAB pada penderita gondok kolloid (colloid goiter) di HNGV (p-value 0,000; r = 0,360).
Copyrights © 2024