Vitamin D diketahui sebagai immunomudulator. Pada beberapa penelitian menunjukkan kadar vitamin D yang rendah berhubungan dengan derajat keparahan penyakit pada pasien dengan penyakit autoimun. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui status vitamin D pada pasien autoimun dan hubungan kadar vitamin D dengan aktivitas penyakit pada pasien autoimun di RSAM. Penelitian ini merupakan penelitian potong lintang. Terdapat 95 subyek dalam penelitian ini dengan rentang usia 12-60 tahun. Variabel bebas adalah kadar vitamin D (25(OH)D) yang didapat dari status rekam medik, yang dibagi menjadi tiga kategori yaitu defisiensi, insufisiensi dan sufisiensi. Variabel terikat adalah aktivitas penyakit autoimun yang diperoleh dari dokumentasi catatan medis pasien. Hubungan antara kedua variabel dianalisis menggunakan uji SPSS dengan metode Kruskal-Wallis test. Subyek penelitian berjumlah 95 pasien autoimun. Berdasarkan jenis kelamin, laki-laki 24 orang (25,2%), wanita 71 orang (74,8%). Rerata kadar vitamin D pada pasien autoimun adalah 27,26 ng/mL. Pasien yang mengalami defisiensi kadar vitamin D sebanyak 40 orang (42,1%), insufisiensi sebanyak 20 orang (21,1%) dan sufisiensi vitamin D sebanyak 35 orang (36,8%). Dari analisis data didapatkan nilai Asymp Sig. <.001 yang berarti H0 ditolak atau ada hubungan yang signifikan defisiensi kadar vitamin D pada penyakit autoimun. Kadar vitamin D yang rendah bisa didapatkan pada semua usia, baik pria maupun wanita dan defisiensi vitamin D mempunyai hubungan yang signifikan terhadap penyakit autoimun, sehingga penting untuk menjaga kadar vitamin D berada pada kondisi normal.
Copyrights © 2024