Nilai kalori batubara sangat penting bagi batubara itu sendiri. Selain berpengaruh pada proses pembakaran, nilai kalori juga menunjukkan kandungan energi yang terkandung dalam batubara. Nilai kalori batubara dipengaruhi oleh beberapa parameter diantaranya ialah kelembapan, kadar abu, zat terbang, karbon tetap dan total sulfur. Namun 40% cadangan batubara di Indonesia masih kualitas rendah. Hal ini menunjukan perlu adanya teknologi peningkatan nilai kalori yang sesuai, dengan tujuan batubara kualitas rendah ini dapat digunakan secara maksimal serta mengurangi emissi CO2 yang dikeluarkan selama proses pembakaran di PLTU. Teknologi pengeringan batubara menjadi salah satu teknologi peningkatan nilai kalori batubara, dengan konsep pengurangan kadar air yang dipengaruhi oleh suhu dan tekanan. Teknologi ini terbagi menjadi empat kategori yaitu mekanis, evaporasi, non-evaporasi dan pirolisis. Sesuai dengan program hilirisasi kementrian ESDM tentang pemanfaatan batubara, teknologi yang dikembangkan dalam proses upgrading batubara adalah teknologi UBC (Upgrading Brown Coal) dan teknologi CDB (coal dry briquette). Selain itu campuran batubara kualitas rendah dengan biomassa juga dimanfaatkan menjadi bahan bakar pembangkit listrik atau sering disebut co-firring. Baik diaplikasikan langsung maupun dibentuk menjadi briket. Program ini dijalankan untuk mendorong Program NZE pemerintah yang berkomitmen untuk mencapai nol emisi CO2 di tahun 2050.
Copyrights © 2024