Kayu galam merupakan tanaman yang tumbuh subur pada daerah rawa di Pulau Kaimantan. Kayu galam banyak dimanfaatkan di dunia konstruksi salah satunya sebagai perancah bangunan. Namun pemanfaatan tersebut terdapat limbah yang dihasilkan berupa kulit kayunya. Kulit kayu galam pada umumnya hanya digunakan sebagai bahan bakar atau dibuang begitu saja di tumpukan kayu dan di alam terbuka. Jika hal ini tidak segera diatasi, maka lingkungan akan dicemari oleh limbah kulit kayu galam yang semakin hari semakin melimpah. Untuk mengatasi pencemaran tersebut, penulis melakukan penelitian tentang pemanfaatan limbah arang kulit kayu galam sebagai bahan tambah campuran beton. Limbah arang kayu galam diperoleh dari hasil bakaran yang terdapat pada salah satu lokasi penjuaan kayu galam di kota Samarinda. Sampel benda uji yang dibuat menggunakan silinder dengan dimensi 15 x 30 cm dan penambahan arang kulit kayu galam sebesar 2,5% dari berat semen. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan berat beton rata-rata pada umur 3 hari sebesar 12,100 kg dan dan 7 hari sebesar 12,103 kg dengan kuat tekan rata-rata umur 3 hari sebesar 12,25 MPa dan umur 7 sebesar 13,80 MPa. Dari hasil penelitian ini bahwa penambahan limbah arang kulit kayu galam sebesar 2,5% sebagai bahan tambah dapat meningkatkan mutu beton dan dapat digunakan sebagai bahan tambah maupun bahan addictive alternatif yang ramah lingkungan dan bernilai ekonomis.
Copyrights © 2025