Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana akulturasi pendidikan islam dan budaya lokal dalam membentuk masyarakata yang moderat di dusun Guyangan Madureso Mojokerto. Menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif, data dikumpulkan melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya sinergitas yang bagus antara seluruh lapisan masyarakata serta peranna penting pendidikan islam dan budaya lokal di dusun Guyangan. Tantangan utama yang dihadapi adalah arus globalisasi yang senantiasa menjadi momok dalam menghamabat rasa cinta terhadap budaya dan merong-rong keteguhan pendidikan islam pada tiap individu khususnya pemuda. Strategi dari pemberian pengetahuan mengenai islam moderat melalui forum-forum kecil dan pendidikan non formal seperti ngaji rutinan, tahlil dan lain sebagainya, hingga muncullah pembiasaan yang mengakar, (moral knowing) sehingga muncullah (moral feeling) yakni rasa membuat masyarakat Guyangan bertahan dalam moderasi bukan sekadar karena mereka tahu, tapi karena mereka merasakan. Ada kedekatan emosional yang kuat terhadap tradisi—bukan dalam arti fanatisme budaya, tapi rasa memiliki terhadap sesuatu yang mempererat. Misalnya saat acara tahlilan atau sedekah bumi, ada perasaan hangat yang tumbuh dari duduk melingkar, berbagi doa, makan bersama, dan mendengarkan petuah kiai. Di sana, muncul empati antarwarga, rasa hormat antar generasi, dan cinta terhadap nilai kebersamaan. Inilah moral feeling dalam wujud nyata: nilai-nilai yang tidak hanya dipahami, tapi menyentuh batin. Kemudian tumbuhlah (moral action) yaitu berupa tindakan yang merupakan perwujudan dari moderat.
Copyrights © 2025