Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penggunaan bahasa pada Anak Tidak Sekolah (ATS) di masyarakat Bajo, Kecamatan Lemito, serta mengidentifikasi faktor-faktor sosial, budaya, dan ekonomi yang mempengaruhi perkembangan bahasa anak-anak. Masyarakat Bajo dikenal sebagai komunitas pesisir yang memiliki mata pencaharian utama di sektor perikanan, yang sering kali menyebabkan anak-anak tidak melanjutkan pendidikan formal karena orang tua lebih mengutamakan keterlibatan dalam pekerjaan keluarga. Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dengan teknik observasi, wawancara, dokumentasi dan angket. Penelitian dilakukan terhadap anak-anak ATS di masyarakat Bajo serta orang tua dan aparat desa setempat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan bahasa pada anak-anak ATS lebih banyak dipengaruhi oleh konteks pekerjaan dan kehidupan sehari-hari di lingkungan pesisir. Kosa kata yang digunakan sebagian besar berhubungan dengan aktivitas perikanan, kehidupan di laut, bahasa daerah dan bahasa gaul (Slank) yang diserap dari media sosial. Sementara penguasaan bahasa formal yang biasanya diperoleh melalui pendidikan formal cenderung terbatas. Keterbatasan akses terhadap pendidikan formal berdampak pada perkembangan bahasa anak, baik dari segi struktur, kosakata, maupun fungsi komunikasi. Bahasa yang digunakan lebih bersifat praktis dan langsung terkait dengan kebutuhan keluarga, yang mencerminkan dinamika sosial-budaya masyarakat Bajo.
Copyrights © 2024