Sepanjang sejarah umat manusia, agama memiliki dua legasi, menyangkut perdamaian dan kebrutalan. Disatu sisi agama menjadi kontributor perang, pertumpahan darah dan intoleransi sedangkan di sisi yang lain agama mengajarkan kedamaian. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kepustakaan. Sumber data penelitian ini diambil dari literatur kepustakaan sesuai dengan jenis penelitian kepustakaan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa faktor-faktor yang menyebabkan konflik antar umat beragama adalah adanya teks suci yang sering dijadikan pembenaran atas tindakan kekerasan terhadap umat agama lain, fundamentalisme agama berdasarkan esensialisme sempit yang anti dialog, anti perubahan, anti negosiasi dan juga mencakup kepentingan sosial, ekonomi dan politik. Sementara, cara menyelesaikan konflik antar umat beragama adalah kesadaran agama yang moderat, dialog antar umat beragama, saling menghormati, adanya nilai gotong royong, kebebasan beribadah, kebebasan dalam atau antar umat beragama. Selain itu, pendidikan multikultural akan membuat pikiran lebih terbuka untuk menghargai dan memahami keberagamaan. Selain itu juga, dibutuhkan sikap saling pengertian dengan mencari dan menemukan titik persamaan (kalimatun sawa) dan bukan perbedaan. Pada hakikatnya, semua agama mempunyai tujuan untuk menjaga keselamatan umat manusia dan tidak ada ajaran satupun yang mengajarkan untuk merugikan orang lain, diri sendiri atau makhluk ciptaan Tuhan yang lain.
Copyrights © 2025