Tulisan ini bertujuan untuk menggali etika ekologi dari kearifan lokal sasi. Sasi merupakan salah satu kearifan lokal dari masyarakat Maluku. Sasi dipraktekan sebagai upaya menjaga keseimbangan antara manusia dengan alam ciptaan. Maka dari itu, sasi sering digunakan sebagai pedoman dalam berinteraksi dengan lingkungan. Dengan pedoman dalam kearifan ini, alam tetap dijaga di tengah meningkatnya sifat antroposentris dari manusia. Selain itu, sasi memberikan paradigma baru bahwa alam bukanlah objek dari manusia, tetapi merupakan subjek. Maka dari itu, kearifan lokal sasi mengandung nilai-nilai etis yang perlu digali sebagai bagian dari etika ekologi. Teori yang akan dijadikan sebagai landasan teori dalam menggali etika ekologi dari tradisi sasi adalah teori deep ekology dari Arnev Ness. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan deskritif analitis. Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara dan studi dokumen. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa sasi mengadung sejumblah nilai etis, misalnya kebaikan, kesetaraan dan solidaritas. Nilai tersebut dapat dijadikan sebagai kaidah dalam membangun hubungan dengan alam semesta. Dalam hubungan tersebut, ekosistem hutan tetap terjaga serta perkembangbiakan flora dan fauna yang ada di hutan dan laut dapat berjalan dengan baik.
Copyrights © 2024