Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) perbedaan antara siswa yang belajar dengan brain based learning dan siswa yang belajar dengan ekspositori terhadap kemampuan pemecahan masalah (2) perbedaan kemampuan pemecahan masalah antara siswa yang belajar dengan brain based learning dan siswa yang belajar dengan ekspositori pada siswa yang memiliki adversity quotient tinggi (3) interaksi antara pembelajaran brain based learning dan adversity quotient terhadap kemampuan pemecahan masalah pada siswa. Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas IV SDN Ciputri tahun ajaran 2024-2025 yaitu kelas IV-A dan kelas IV-B dengan jumlah siswa 70 orang. Penelitian ini Penelitian ini berjenis eksperimen. Analisis data dilakukan menggunakan SPSS. Instrumen yang digunakan yaitu observasi, test, dan angket. Hasil penelitian menunjukan bahwa: (1) terdapat perbedaan kemampuan pemecahan masalah dengan menerapkan model brain based learning memiliki pengaruh yang lebih tinggi (87.94) dibandingkan dengan model ekspositori (52.44). Selain itu, adversity quotient tinggi juga terbukti dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah lebih baik dibandingkan dengan adversity quotient rendah. Sebaliknya, pada siswa dengan adversity quotient rendah, skor rata-rata kemampuan pemecahan masalah dengan model brain based learning adalah 70.39, sedangkan dengan model ekspositori adalah 69.22. Terdapat interaksi signifikan antara model pembelajaran dan adversity quotient terhadap kemampuan pemecahan masalah, yang dikonfirmasi melalui uji lanjut Tukey dengan nilai signifikansi 0.000 < 0.05. Dapat disimpulkan bahwa kemampuan pemecahan masalah dipengaruhi secara signifikan oleh interaksi antara model brain based learning dan adversity quotient.
Copyrights © 2024