Tulisan ini mengkritik penginjilan dan pemahaman Alkitab dalam Gerakan Kristen Progresif, dengan menyoroti pendekatan liberal gerakan ini terhadap teologi yang menekankan keadilan sosial, inklusivitas, dan kesetaraan hak, termasuk dukungan untuk hak-hak LGBTQ+ dan kesetaraan gender. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan hermeneutika berdasarkan teori Paul Ricoeur, yang menganjurkan interpretasi teks Alkitab yang berbasis konteks. Sementara sebagian orang melihat Kristen Progresif sebagai dialog yang diperlukan untuk relevansi modern, para kritikus berpendapat bahwa hal ini melemahkan ajaran Alkitab tradisional dan mempromosikan pemahaman yang relatif tentang keselamatan, menyimpang dari keyakinan bahwa Yesus adalah satu-satunya Juruselamat. Tulisan ini mengungkap implikasi pergeseran ini terhadap nilai-nilai gereja tradisional dan menyerukan dialog yang berkelanjutan antara perspektif teologis progresif dan konservatif untuk menjaga ajaran inti Kekristenan.
Copyrights © 2024