Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan persamaan dan perbedaan pembelajaran bahasa Mandarin pada jurusan vokasi di dua perguruan tinggi yaitu Politeknik Negeri Jakarta dan Program Studi Vokasi Universitas Indonesia serta mengidentifikasi faktor yang memengaruhi dalam meningkatkan kompetensi bahasa Mandarin mahasiswa. Dengan pendekatan kualitatif-deskriptif, data diperoleh melalui observasi dan analisis dokumen hasil pembelajaran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah mahasiswa dalam rombongan kelas dan jumlah tatap muka dalam satu semester, memberikan pengaruh signifikan dalam meningkatkan keterampilan mendengar dan berbicara bahasa Mandarin. Namun, terdapat beberapa kendala, seperti kebijakan perguruan tinggi dalam jumlah mahasiswa dalam satu rombongan kelas dan jumlah tatap muka persemester serta integrasi teknologi dalam proses pembelajaran. Selain itu, materi ajar yang digunakan belum sepenuhnya sesuai dengan bidang jurusan vokasi, khususnya dalam bidang perkantoran dan bisnis. Penelitian ini merekomendasikan pengembangan materi ajar berbasis industri, penambahan tatap muka perkuliahan, dan penggunaan teknologi pembelajaran berbasis digital untuk meningkatkan hasil belajar mahasiswa. Temuan ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi pengembangan pembelajaran bahasa Mandarin di jurusan vokasi sehingga mampu mencetak lulusan yang siap bersaing di pasar kerja dunia usaha dan industri domestik maupun global.
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2024