Penyu belimbing (Dermochelys coriacea) merupakan spesies yang kini terancam punah akibat tingkat keberhasilan penetasan yang rendah dan degradasi habitat, termasuk di kawasan konservasi Pantai Buggei Siata, Kabupaten Kepulauan Mentawai. Salah satu permasalahan yang dihadapi dalam upaya konservasi adalah kurangnya pemahaman mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi morfometrik tukik yang berhasil menetas. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh jumlah telur, diameter telur, dan lama masa inkubasi terhadap karakteristik morfometrik tukik penyu belimbing. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif, dengan pengumpulan data melalui observasi lapangan, pengukuran morfometrik menggunakan jangka sorong digital, dan dokumentasi data suhu serta masa inkubasi. Analisis data dilakukan dengan menggunakan uji regresi linear berganda melalui SPSS versi 25 untuk mengetahui hubungan antarvariabel. Hasil penelitian menunjukkan tingkat keberhasilan penetasan rata-rata sebesar 72%, dengan diameter telur dan lama inkubasi berpengaruh signifikan terhadap panjang karapas, lebar karapas, dan berat tukik. Sementara itu, jumlah telur tidak menunjukkan hubungan yang signifikan. Implikasi penelitian ini memberikan dasar ilmiah bagi pengelolaan konservasi berbasis data, khususnya dalam mengoptimalkan teknik relokasi sarang dan manajemen inkubasi untuk meningkatkan kualitas tukik yang dihasilkan di habitat semi-alami.
Copyrights © 2025