Fistula ani merupakan kondisi kronis medis yang menimbulkan tantangan dalam menjaga kebersihan dan pelaksanaan ibadah bagi umat Islam. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi pandangan ulama dan peran tenaga kesehatan dalam mendampingi pasien fistula ani agar tetap menjalankan ibadah secara sah dan bermakna. Dengan menggunakan pendekatan studi kasus kualitatif di Pondok Pesantren Attarbiyah Sumedang, data dikumpulkan melalui wawancara mendalam dengan satu tokoh agama dan dua orang perawat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi kesehatan pasien memerlukan penyesuaian praktik ibadah melalui konsep rukhsah (keringanan) dalam Islam, seperti tayamum dan salat posisi tertentu. Para ulama menekankan pentingnya menjaga prinsip kesucian dan ibadah sesuai dengan kemampuan, serta mendorong kolaborasi antara panduan syariah dan saran medis. Sementara itu, petugas kesehatan berperan aktif dalam memberikan dukungan fisik, emosional, dan spiritual, termasuk mengedukasi keluarga pasien dalam perawatan sehari-hari. Studi ini menyoroti pentingnya pendekatan holistik berdasarkan nilai-nilai Islam dalam asuhan keperawatan, yang tidak hanya memperhatikan aspek medis, tetapi juga aspek spiritual dan psikososial pasien. Integrasi ajaran Islam, pendidikan kesehatan dan praktik perawatan modern menciptakan model perawatan yang inklusif, berempati bagi penderita fistula ani. Dengan demikian, kolaborasi antara tenaga medis dan pemuka agama menjadi kunci dalam menjembatani tantangan ibadah dan kondisi kesehatan kronis melalui pendekatan spiritual yang aplikatif dan kontekstual.
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2025