Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara self-compassion (welas asih terhadap dirisendiri) dengan psychological well-being (kesejahteraan psikologis) pada mahasiswa berusia 18–24tahun. Latar belakang penelitian ini adalah tingginya tekanan akademik, sosial, dan emosional yangdialami oleh mahasiswa, terutama setelah pandemi COVID-19 yang menyebabkan berbagai tantangandalam kehidupan pribadi dan perkuliahan. Pada masa emerging adulthood, mahasiswa sering kaliberada dalam fase pencarian identitas, ketidakpastian masa depan, serta tanggung jawab baru yangmenimbulkan stres. Dalam kondisi tersebut, self-compassion dapat menjadi sumber daya psikologisyang membantu individu menerima kekurangan diri, bersikap lebih lembut terhadap kegagalan, dantidak merasa terisolasi dalam penderitaan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif denganmetode korelasional. Partisipan terdiri dari 84 mahasiswa berusia 18–24 tahun yang dipilih secarapurposive. Instrumen yang digunakan adalah Self-Compassion Scale (SCS) dan Psychological WellBeing Scale (PWBS). Analisis data dilakukan dengan menggunakan uji korelasi Pearson. Hasilpenelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara self-compassion danpsychological well-being, dengan nilai korelasi sebesar 0.399 dan signifikansi < 0.001. Artinya,semakin tinggi self-compassion yang dimiliki mahasiswa, maka semakin tinggi pula kesejahteraanpsikologis mereka. Temuan ini menunjukkan bahwa sikap welas asih terhadap diri sendiri bukan hanyaberdampak pada penurunan emosi negatif seperti stres dan kecemasan, tetapi juga berperan dalammeningkatkan aspek-aspek positif seperti penerimaan diri, tujuan hidup, dan relasi positif dengan oranglain.
Copyrights © 2025