Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi secara mendalam bagaimana Generasi Z mengalami krisis aqidah dalam konteks era digital, serta faktor-faktor apa saja yang memengaruhi stabilitas keimanan mereka di tengah arus konten media sosial yang serba cepat dan serba bebas. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan metode fenomenologi, yang berfokus pada pengalaman subjektif partisipan terhadap fenomena krisis aqidah. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui wawancara mendalam, observasi partisipatif, dan dokumentasi digital. Informan dipilih menggunakan purposive sampling, yaitu Generasi Z berusia 15–25 tahun yang aktif menggunakan media sosial dan memiliki pengalaman keagamaan yang signifikan. Data dianalisis menggunakan analisis tematik untuk mengidentifikasi pola-pola makna dan dinamika internal partisipan dalam merespons krisis keimanan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa krisis aqidah pada Generasi Z dipengaruhi oleh beberapa faktor dominan, antara lain: (1) paparan konten digital yang kontradiktif terhadap nilai-nilai Islam, (2) minimnya pendampingan spiritual dari keluarga dan lingkungan sosial, (3) kekosongan makna religius dalam pendidikan formal, dan (4) pencarian identitas diri yang tidak terarah dalam ruang digital. Namun demikian, penelitian ini juga menemukan adanya strategi adaptif dari sebagian Generasi Z dalam menjaga keimanan, seperti keterlibatan aktif dalam komunitas dakwah digital, selektivitas dalam konsumsi media, serta peningkatan literasi keislaman melalui konten edukatif online.
Copyrights © 2025