Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

KARAKTERISTIK AJARAN ISLAM PERSPEKTIF UNITY AND DIVERSITY OF RELIGION Nasrullah Nasrullah
TAJDID: Jurnal Pemikiran Keislaman dan Kemanusiaan Vol 3 No 2 (2019): Oktober
Publisher : LP2M IAI Muhammadiyah Bima

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52266/tadjid.v3i2.291

Abstract

Radikalisme dan fundamentalisme dalam memahami ajaran agama Islam semestinya dicegah dan dihentikan dalam bingkai kehidupan yang pluralitas. Tindakan pencegahan “preventive action” menjadi hal yang tepat untuk kita tinggalkan model pemahaman yang bersifat radikal dan fundamental dalam beragama dengan beralih kepada ajaran Islam yang bernilai kesatuan dalam keragaman pluralisme agama. Nilai-nilai ajaran Islam hanya bisa dicapai apabila konsep dan karakteristik ajaran Islam dikembangkan melalui pemahaman humanistik. Itulah sebabnya, karakteristik ajaran Islam memuat berbagai bidang, seperti bidang agama, muamalah (kemanusiaan) yang di dalamnya termasuk masalah pendidikan, ilmu pengetahuan, kebudayaan, sosial, ekonomi, politik, kehidupan, sosial, kesehatan, pekerjaan, serta Islam sebagai sebuah disiplin ilmu. Umat Islam harus mampu mengakomodir hal penting yang bernilai kemanusiaan dalam beberapa bidang pengetahuannya yang berlandaskan ajaran Islam.
PENDIDIKAN KARAKTER SEBAGAI INSTRUCTIONAL EFFECT DAN NURTURANT EFFECT nasrullah nasrullah
Fitrah Vol 13 No 1 (2022): Juni
Publisher : Prodi PAI STIT Sunan Giri Bima

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47625/fitrah.v13i1.352

Abstract

The purpose of this paper is to examine the importance of character education applied in educational institutions. The character education planting program launched by the government to be implemented through learning in schools prepared by teachers with reference to several components, namely; learning activity strategies that contain good character values ​​in students and the development of school culture that reflects good character. This will affect student outcomes, either partially or completely through learning in the form of knowledge and skills (instructional effect), it also still takes several meetings of subsequent teaching and learning events to further strengthen the results, why the results are called accompaniment impacts. The nurturing effect is in the form of results that are not directly measured and are not certain to be achieved at the end of a teaching and learning event meeting. Outcomes can be in the form of: (1) attitudes and values; (2) the results where students become modeling (can imitate), contagion (infected), osmosis (infiltrated) about the knowledge, skills, and attitudes of learning conditions, both programmed by the teacher and not programmed by the teacher. Keyword: Character Education, Instructional Effect, Nurturnt Effect
UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBENTUK KARAKTER SISWA (STUDI KASUS DI SMA NEGERI 1 KOTA BIMA) Nasrullah Nasrullah
JIE (Journal of Islamic Education) Vol 3 No 2 (2018): JIE (Journal of Islamic Education) Nop
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Muhammadiyah Bangil in collaboration with Association of Muslim Community in ASEAN (AMCA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (169.406 KB) | DOI: 10.29062/jie.v3i2.99

Abstract

The purpose of the study was to find out the character values applied and the efforts of Islamic education teachers in shaping the character of students in the State 1 High School in Bima City. This study uses a qualitative, descriptive-analytic approach that analyzes data empirically. This type of research is a case study, while data and data sources in the form of words, behavior, and actions of Islamic religious education teachers. Data collection techniques are observation, interviews, and documentation. Data analysis is used by using an interactive model data analysis component. The conclusions are: First, the application of character values to students has been carried out by the school through intracuricular and extracurricular activities, namely: (1) integrating the values of character education in the subjects taught by the teachers; and (2) holding yasinan (al-Qur'an) together every Friday and scouting. Second, the efforts of Islamic religious education teachers in shaping student character, namely: (1) integrating Islamic religious education subjects with national character values; (2) Qur'anic literacy training, religious lectures (Islam) and familiarizing students with prayer in congregation; (3) applying good character in social and interactive relationships.
Karakteristik Ajaran Islam: Perspektif Unity and Diversity of Religion Nasrullah Nasrullah
Al-Ittihad: Jurnal Pemikiran dan Hukum Islam Vol 1 No 1 (2015): Januari-Juni
Publisher : Sekolah Tinggi Islam Syariah (STIS) Al-Ittihad Bima

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61817/ittihad.v1i1.1

Abstract

Radikalisme dan fundamentalisme dalam memahami ajaran agama Islam semestinya dicegah dan dihentikan dalam bingkai kehidupan yang pluralitas. Tindakan pencegahan “preventive action” menjadi hal yang tepat untuk kita tinggalkan model pemahaman yang bersifat radikal dan fundamental dalam beragama dengan beralih kepada ajaran Islam yang bernilai kesatuan dalam keragaman pluralisme agama. Nilai-nilai ajaran Islam hanya bisa dicapai apabila konsep dan karakteristik ajaran Islam dikembangkan melalui pemahaman humanistik. Itulah sebabnya, karakteristik ajaran Islam memuat berbagai bidang, seperti bidang agama, muamalah (kemanusiaan) yang di dalamnya termasuk masalah pendidikan, ilmu pengetahuan, kebudayaan, sosial, ekonomi, politik, kehidupan, sosial, kesehatan, pekerjaan, serta Islam sebagai sebuah disiplin ilmu. Umat Islam harus mampu mengakomodir hal penting yang bernilai kemanusiaan dalam beberapa bidang pengetahuannya yang berlandaskan ajaran Islam.
Integrasi Agama dan Ilmu Alam (Studi Integrasi Islam dan Sains) Nasrullah
Al-Ittihad: Jurnal Pemikiran dan Hukum Islam Vol 1 No 2 (2015): Juli-Desember
Publisher : Sekolah Tinggi Islam Syariah (STIS) Al-Ittihad Bima

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61817/ittihad.v1i2.8

Abstract

Dikotomi ilmu ke dalam ilmu agama dan non-agama, sebenarnya bukan hal baru. Islam telah mempunyai tradisi dikotomi ini lebih dari seribu tahun yang lalu. Tetapi dikotomi tersebut tidak menimbulkan masalah terlalu banyak dalam sistem pendidikan Islam, hingga sistem pendidikan sekuler Barat diperkenalkan ke dunia Islam, salah satunya lewat imperialism. Ilmu adalah bagian dari agama, maka mencarinya menjadi wajib hukumnya. Sehingga menjadi mafhum jika Rasulullah SAW menekankan pentingnya belajar dan mencari ilmu itu dalam tingkat ”fardhu’ain”. Karena tanpa ilmu kita tidak dapat menyingkap alam semesta yang merupakan tanda kebesaran Allah SWT, kita tidak dapat melaksanakan tugas kita untuk mengabdi kepada-Nya secara benar. Ayat-ayat dalam al-Qur’an dapat diklasifikasikan menjadi dua bagian yakni ayat-ayat Naqliyah dan ayat-ayat Qauniyah.
Agama dan Ilmu Alam: Studi Integrasi Islam dan Sains Nasrullah
Al-Ittihad: Jurnal Pemikiran dan Hukum Islam Vol 2 No 2 (2016): Juli-Desember
Publisher : Sekolah Tinggi Islam Syariah (STIS) Al-Ittihad Bima

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61817/ittihad.v2i2.20

Abstract

Dikotomi ilmu ke dalam ilmu agama dan non-agama, sebenarnya bukan hal baru. Islam telah mempunyai tradisi dikotomi ini lebih dari seribu tahun yang lalu. Tetapi dikotomi tersebut tidak menimbulkan masalah terlalu banyak dalam sistem pendidikan Islam. Ilmu adalah bagian dari agama, maka mencarinya menjadi wajib hukumnya karena tanpa ilmu kita tidak dapat menyingkap alam semesta yang merupakan tanda kebesaran Allah SWT. Ayat-ayat dalam al-Qur’an dapat diklasifikasikan menjadi dua bagian: ayat-ayat Naqliyah yang menjadi cikal bakal kajian keIslaman dan ayat-ayat Qawniyah yang memprovokasi hadirnya sajian tentang sains dan teknologi.
EKSTENSI EKONOMI ISLAM DALAM PERSPEKTIF EKONOMI MILLENIAL SEBAGAI JALAN TENGAH Nasrullah; Abu Bakar
Al-Ittihad: Jurnal Pemikiran dan Hukum Islam Vol 9 No 2 (2023): Desember
Publisher : Sekolah Tinggi Islam Syariah (STIS) Al-Ittihad Bima

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61817/ittihad.v9i2.112

Abstract

Indonesia sebagai negara dengan jumlah populasi muslim terbesar di dunia memiliki potensi dalam bonus demografi. “Dari 270 juta jiwa penduduk Indonesia, generasi Z mencapai 27,9% dan milennial 25,87%, artinya lebih dari 50% penduduk Indonesia berada di usia yang sangat produktif,” ujar Ventje Rahardjo, Direktur Eksekutif KNEKS, dalam sambutan kunci yang disampaikan di awal acara. Namun, pandemi Covid-19 telah memberikan dampak terhadap bonus demografi tersebut. Ekstensi ekonomi syariah sedang diuji dalam konteks ekonmi Milennial Muslim sedang mengalami perubahan yang besar dalam perilaku terutama akibat terjadinya pandemi Covid-19,” jelas Yuswohady, Managing Partner Inventure. Yuswohady lanjut menjelaskan bahwa aspek perubahan perilaku muslim terangkum dalam lima aspek, diantaranya aspek Spiritual, Safety Security, Screen, Self Expression, dan Social. Asuransi syariah juga melakukan kampanye dalam peningkatan lima aspek perubahan muslim milennial. “Dengan meningkatkanya keinginan sosial pada muslim milenial, maka asuransi syariah suatu given, karena asuransi syariah sudah halal dengan nilai yang tolong menolong,” ucap Tatang Nurhidayat, Ketua Umum Asosiasi Asuransi Syariah Indonesia (AASI). Nilai given yang dimiliki asuransi syariah perlu dikampanyekan dengan lebih aktif agar dapat mengoptimalkan muslim milennial megashift. Diperlukan kolaborasi dan sinergi bersama untuk mendorong milenial muslim berperan lebih aktif dalam mempercepat terbentuknya ekosistem ekonomi syariah di Indonesia. KNEKS memfasilitasi melalui pengembangan ekosistem yang melibatkan berbagai pemangku kepentingan ekonomi dan keuangan syariah.
MEMBUMIKAN ASAS IDEALITAS DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN MELALUI HUKUM TATA NEGARA (SIYASAH) DI INDONESIA Robin, Al; Nasrullah; Rahyu, Putri
Al-Ittihad: Jurnal Pemikiran dan Hukum Islam Vol 10 No 2 (2024): December
Publisher : Sekolah Tinggi Islam Syariah (STIS) Al-Ittihad Bima

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61817/ittihad.v10i2.211

Abstract

Penelitian ini berupaya untuk menyelidiki prinsip-prinsip idealitas dari perspektif Al-Qur'an dengan menganalisis hukum negara Indonesia. Penelitian ini menggunakan metedo pustaka (library research), dengan pengumpulan data yang didasarkan pada teknik deskriptif dan analitis. Meneliti prinsip-prinsip idealitas yang diungkapkan dalam QS. Al-Baqarah: 126 dan QS. Ibrahim: 35, beserta penerapannya di Indonesia. Hasil penelitian ini mengenai prinsip-prinsip yang diungkapkan dalam QS. Al-Baqarah:126 dan QS. Ibrahim: 35 adalah sebagai berikut: Doa Nabi Ibrahim AS agar Mekah dijadikan kota yang aman dan tenang selamanya, bersama permohonannya agar dirinya dan keturunannya dijauhkan dari penyembahan berhala dan hanya menyembah Allah SWT, telah dikabulkan. Dalam Al-Qur'an, Nabi Ibrahim AS mengungkapkan aspirasi melalui doa, yang juga kita harapkan; yaitu, keinginan agar tempat tinggal atau bangsa kita berubah menjadi lingkungan yang aman, tenang, dan damai, tetapi dalam manifestasi yang berbeda. Selain doa, kita dapat menegakkan legislasi konstitusi di Indonesia untuk mengatur urusan nasional dan kenegaraan, dengan mengakui Islam sebagai agama "ideal" yang penuh kasih sayang untuk semua (rahmatan lil’alamin), yang seharusnya menjadi ambisi dan visi semua umat Muslim. Akibatnya, umat Muslim menjalankan tugas mulia untuk mempromosikan kebajikan dan melarang keburukan guna mewujudkan Islam yang "fungsional" dan "aktual" dalam kerangka bangsa dan negara.
MEMBUMIKAN ASAS IDEALITAS DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN MELALUI HUKUM TATA NEGARA (SIYASAH) DI INDONESIA Robin, Al; Nasrullah; Rahyu, Putri
Al-Ittihad: Jurnal Pemikiran dan Hukum Islam Vol 10 No 2 (2024): December
Publisher : Sekolah Tinggi Islam Syariah (STIS) Al-Ittihad Bima

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61817/ittihad.v10i2.211

Abstract

Penelitian ini berupaya untuk menyelidiki prinsip-prinsip idealitas dari perspektif Al-Qur'an dengan menganalisis hukum negara Indonesia. Penelitian ini menggunakan metedo pustaka (library research), dengan pengumpulan data yang didasarkan pada teknik deskriptif dan analitis. Meneliti prinsip-prinsip idealitas yang diungkapkan dalam QS. Al-Baqarah: 126 dan QS. Ibrahim: 35, beserta penerapannya di Indonesia. Hasil penelitian ini mengenai prinsip-prinsip yang diungkapkan dalam QS. Al-Baqarah:126 dan QS. Ibrahim: 35 adalah sebagai berikut: Doa Nabi Ibrahim AS agar Mekah dijadikan kota yang aman dan tenang selamanya, bersama permohonannya agar dirinya dan keturunannya dijauhkan dari penyembahan berhala dan hanya menyembah Allah SWT, telah dikabulkan. Dalam Al-Qur'an, Nabi Ibrahim AS mengungkapkan aspirasi melalui doa, yang juga kita harapkan; yaitu, keinginan agar tempat tinggal atau bangsa kita berubah menjadi lingkungan yang aman, tenang, dan damai, tetapi dalam manifestasi yang berbeda. Selain doa, kita dapat menegakkan legislasi konstitusi di Indonesia untuk mengatur urusan nasional dan kenegaraan, dengan mengakui Islam sebagai agama "ideal" yang penuh kasih sayang untuk semua (rahmatan lil’alamin), yang seharusnya menjadi ambisi dan visi semua umat Muslim. Akibatnya, umat Muslim menjalankan tugas mulia untuk mempromosikan kebajikan dan melarang keburukan guna mewujudkan Islam yang "fungsional" dan "aktual" dalam kerangka bangsa dan negara.
KRISIS AQIDAH DI ERA DIGITAL: TANTANGAN KEIMANAN GENERASI Z Idhar; Nasrullah
Al-Ittihad: Jurnal Pemikiran dan Hukum Islam Vol 11 No 1 (2025): June
Publisher : Sekolah Tinggi Islam Syariah (STIS) Al-Ittihad Bima

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61817/ittihad.v11i1.266

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi secara mendalam bagaimana Generasi Z mengalami krisis aqidah dalam konteks era digital, serta faktor-faktor apa saja yang memengaruhi stabilitas keimanan mereka di tengah arus konten media sosial yang serba cepat dan serba bebas. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan metode fenomenologi, yang berfokus pada pengalaman subjektif partisipan terhadap fenomena krisis aqidah. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui wawancara mendalam, observasi partisipatif, dan dokumentasi digital. Informan dipilih menggunakan purposive sampling, yaitu Generasi Z berusia 15–25 tahun yang aktif menggunakan media sosial dan memiliki pengalaman keagamaan yang signifikan. Data dianalisis menggunakan analisis tematik untuk mengidentifikasi pola-pola makna dan dinamika internal partisipan dalam merespons krisis keimanan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa krisis aqidah pada Generasi Z dipengaruhi oleh beberapa faktor dominan, antara lain: (1) paparan konten digital yang kontradiktif terhadap nilai-nilai Islam, (2) minimnya pendampingan spiritual dari keluarga dan lingkungan sosial, (3) kekosongan makna religius dalam pendidikan formal, dan (4) pencarian identitas diri yang tidak terarah dalam ruang digital. Namun demikian, penelitian ini juga menemukan adanya strategi adaptif dari sebagian Generasi Z dalam menjaga keimanan, seperti keterlibatan aktif dalam komunitas dakwah digital, selektivitas dalam konsumsi media, serta peningkatan literasi keislaman melalui konten edukatif online.