Masalah geng motor di Kabupaten Asahan semakin meningkat, dengan banyak remaja terlibat sebagai pelaku. Penelitian ini mengkaji bagaimana komunikasi berperan dalam proses pembinaan remaja untuk menghindari partisipasi mereka dalam kegiatan geng motor. Penelitian ini menerapkan pendekatan kualitatif melalui wawancara dengan berbagai pihak, termasuk pihak kepolisian, tokoh masyarakat, guru, serta remaja yang pernah menjadi anggota geng motor. Temuan menunjukkan bahwa minimnya komunikasi yang baik di dalam keluarga, sekolah, dan masyarakat adalah salah satu penyebab utama remaja mudah terpengaruh oleh lingkungan yang negatif. Selain itu, remaja yang kurang mendapatkan perhatian serta bimbingan cenderung berusaha menemukan identitas diri di tempat yang tidak tepat, seperti dalam geng motor. Maka dari itu, diperlukan komunikasi yang lebih terbuka, intens, dan mendidik antara orang dewasa dan remaja. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa komunikasi yang efektif dapat menjadi kunci penting dalam pembinaan remaja agar tidak terpengaruh oleh geng motor. Peran semua pihak, terutama dari keluarga dan sekolah, sangat dibutuhkan dalam upaya pembinaan tersebut.
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2025