Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat kelaparan di wilayah Tangerang dengan fokus pada Sustainable Development Goal (SDG) 2, yaitu mengakhiri kelaparan. Penelitian ini berupaya memahami faktor-faktor penyebab ketidakmampuan masyarakat, khususnya pengemudi ojek daring, dalam mengakses makanan bergizi. Data dikumpulkan melalui metode survei, wawancara langsung, dan observasi lapangan yang melibatkan berbagai pihak, termasuk pengemudi, pedagang pasar, serta tokoh masyarakat setempat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keterbatasan waktu, pendapatan yang tidak stabil, minimnya kesadaran akan pentingnya pola makan sehat, dan tingginya harga makanan bergizi menjadi kendala utama yang mempersulit akses terhadap pangan yang memadai. Keterbatasan waktu, terutama bagi pengemudi ojek daring yang bekerja dengan pola jam kerja tidak teratur, mengakibatkan pilihan makanan sering kali jatuh pada makanan cepat saji yang kurang bergizi. Selain itu, pendapatan harian yang tidak konsisten semakin memperburuk kemampuan mereka untuk mengalokasikan dana untuk kebutuhan pangan sehat. Penelitian ini mengidentifikasi perlunya langkah strategis seperti pemberian subsidi pangan, penyediaan akses makanan sehat dengan harga yang lebih terjangkau, serta edukasi kesehatan berbasis komunitas untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya gizi dalam kehidupan sehari-hari. Kolaborasi antara sektor publik dan swasta ditemukan sebagai kunci dalam menciptakan solusi berkelanjutan. Dengan melibatkan komunitas lokal dalam perencanaan dan implementasi program, diharapkan dampak program dapat menjangkau lebih banyak individu dan menciptakan perubahan jangka panjang. Penelitian ini diharapkan menjadi referensi bagi pembuat kebijakan, sektor swasta, serta komunitas lokal dalam merancang strategi inovatif dan berkelanjutan untuk menanggulangi kelaparan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara holistik.
Copyrights © 2025