Tembakau sebagai bahan baku pembuatan rokok mempunyai nilai ekonomi dan ekspor yang tinggi, namun permasalahan perbanyakan secara konvensional sering menghasilkan keturunan yang heterogen dan beberapa komoditas introduksi seringkali mengalami pertumbuhan yang tidak normal pada fase pembibitan sehingga pemenuhan kebutuhan bahan tanam yang seragam sering menjadi kendala. Kultur in vitro dapat menjadi alternatif dalam perbanyakan bahan tanam yang relatif seragam dan tahan terhadap perubahan lingkungan. Penggunaan zat pengatur tumbuh (ZPT) utamanya golongan sitokinin seperti benzyl amino purine (BAP) dan kinetin sangat mendukung pada multiplikasi tunas tembakau. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsentrasi BAP dan kinetin yang optimal pada multiplikasi tunas tembakau. Penelitian menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) faktorial dengan faktor BAP (0, 2, 3, dan 4 ppm) dan faktor kinetin (0, 3, dan 4 ppm). Hasil penelitian menunjukkan interaksi BAP dan kinetin berpengaruh sangat nyata terhadap kedinian eksplan bertunas, jumlah tunas, dan daun dengan perlakuan terbaik. Konsentrasi BAP 3 ppm + kinetin 4 ppm yang menginduksi tunas pada 8,3 HST; jumlah tunas 81,3; dan jumlah daun 142,3 helai. Penggunaan BAP berpengaruh nyata terhadap kedinian eksplan berkalus dengan perlakuan terbaik pada konsentrasi 3 ppm BAP yang menginduksi kalus pada 10,78 HST. Kinetin berpengaruh sangat nyata terhadap kedinian eksplan bertunas dengan perlakuan terbaik P2M2 yaitu 4 ppm, yang menginduksi tunas pada 8,3 HST. Kesimpulannya perlakuan BAP 3 ppm + 4 ppm kinetin merupakan perlakuan terbaik.
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2025