Provinsi Kalimantan Tengah dengan karakteristik geografis unik yang didominasi hutan dan perairan menghadapi tantangan signifikan dalam mengoptimalkan konektivitas infrastruktur untuk mendorong pertumbuhan ekonomi berkelanjutan. Penelitian ini menganalisis hubungan antara konektivitas infrastruktur dan pertumbuhan ekonomi di Kalimantan Tengah periode 2015-2023 menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode analisis data panel. Indeks konektivitas infrastruktur dikonstruksi menggunakan Principal Component Analysis yang mengintegrasikan tiga dimensi: transportasi, telekomunikasi, dan energi. Model ekonometrika Arellano-Bond GMM digunakan untuk mengatasi masalah endogenitas dalam hubungan infrastruktur-pertumbuhan ekonomi. Hasil penelitian menunjukkan koefisien elastisitas konektivitas infrastruktur sebesar 0,187 yang signifikan pada tingkat 1%, mengindikasikan dampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi regional. Infrastruktur telekomunikasi memiliki bobot tertinggi (0,40) dalam indeks komposit, mencerminkan pentingnya konektivitas digital. Disparitas signifikan terjadi antar kabupaten/kota dengan Palangka Raya mencapai indeks tertinggi (0,88) dan Lamandau terendah (0,45). Mekanisme transmisi bekerja melalui pengurangan trade costs, peningkatan produktivitas, dan spillover effects antar sektor. Implementasi green infrastructure menjadi krusial untuk menyeimbangkan pembangunan ekonomi dengan pelestarian lingkungan dalam konteks sustainable development.
Copyrights © 2025