Tanah lempung adalah jenis tanah yang sering dijumpai di lapangan, tetapi memiliki banyak kekurangan dari sisi sifat mekanika, seperti daya dukung yang rendah, perubahan volume yang signifikan, dan tingkat permeabilitas yang rendah. Keadaan ini membuat tanah lempung kurang cocok digunakan sebagai material dasar untuk konstruksi tanpa adanya peningkatan terlebih dahulu. Salah satu cara yang biasa diterapkan untuk memperbaiki kualitas tanah lempung adalah dengan metode stabilisasi. Stabilisasi bertujuan untuk meningkatkan kekuatan dan kestabilan tanah dengan mencampurkan bahan tertentu. Belakangan ini, penggunaan bahan limbah sebagai opsi untuk stabilisasi semakin banyak diteliti karena dianggap lebih ramah lingkungan dan hemat biaya. Beberapa jenis limbah yang sering digunakan antara lain abu sekam padi, abu terbang, serbuk kaca, limbah keramik, serta limbah dari industri lainnya. Penggunaan bahan-bahan ini terbukti dapat memperbaiki sifat mekanis tanah lempung, termasuk kuat tekan bebas, nilai CBR, kepadatan maksimum, batas plastis, dan batas cair. Karakteristik mekanis ini sangat vital dalam menilai kelayakan tanah untuk pembangunan bangunan dan infrastruktur. Di samping itu, penggunaan limbah juga berkontribusi dalam mengurangi dampak pencemaran lingkungan yang diakibatkan oleh penumpukan limbah. Berdasarkan berbagai studi sebelumnya, penggunaan limbah untuk stabilisasi tanah lempung terbukti dapat secara signifikan memperbaiki sifat mekanis tanah dan menjadikannya lebih cocok untuk digunakan dalam proyek sipil maupun konstruksi yang besar dan kompleks.
Copyrights © 2025