Anak-anak usia dini khususnya usia 60-72 bulan masih menghadapi berbagai tantangan internal dan eksternal, seperti kurangnya stimulasi, keterlambatan bicara, atau masalah perkembangan sosial-emosional. Fakta di lapangan menunjukkan bahwa peran orang tua dalam mendeteksi dan menstimulasi tumbuh kembang anak masih rendah. Banyak orang tua menganggap bahwa perkembangan anak akan berjalan secara alami tanpa intervensi . Selain itu, keterbatasan edukasi, waktu, dan akses terhadap informasi turut menjadi penghambat. Orang tua perlu diberdayakan melalui pendidikan kesehatan yang aplikatif dan berbasis teknologi agar mampu menjadi pendamping utama perkembangan anak di rumah. Kegiatan pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan (pengetauan keterampilan) orangtua Muhammadiyah menjadi “superhero” tumbuh kembang anak. Metode yang digunakan meliputi ceramah, diskusi kelompok, serta pre dan post test yang dilaksanakan di TK Aisyiyah 1 Pringsewu. Hasil kegiatan menunjukkan adanya peningkatan Kemampuan (pengetahuan keterampilan) dalam stimulasi deteksi tumbuh kembang anak usia 60-72 bulan. Pada kelompok A dan Kelompok B. hasil ini menunjukkan bahwa intervensi yang diberikan kepada orang tua dalam rangka meningkatkan kemampuan mereka dalam stimulasi deteksi tumbuh kembang anak terbukti efektif. Kesimpulannya, pelatihan atau edukasi yang diberikan memberikan dampak positif, dengan Kelompok B menunjukkan peningkatan yang lebih tinggi, terutama dalam aspek pengetahuan. Disarankan agar program edukasi bagi orang tua perlu dilanjutkan secara berkelanjutan dengan pelatihan langsung dan media interaktif. Metode penyampaian disesuaikan dengan latar belakang peserta untuk meningkatkan efektivitas. Monitoring dan evaluasi rutin penting dilakukan guna memastikan penerapan keterampilan. Selain itu, keterlibatan aktif perawat dan bidan sangat diperlukan dalam mendampingi orang tua dalam stimulasi dan deteksi tumbuh kembang anak di rumah.
Copyrights © 2025