Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

PENYULUHAN BULYING PADA ANAK REMAJA KELAS 1 SMP N 1 SUNGKAI TENGAH KOTABUMI Rahmawati, Asri; Noprida, Dayana
Bagimu Negeri Vol 7, No 2 (2023)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Pringsewu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52657/bagimunegeri.v7i2.2164

Abstract

Dari hasil survey yang dilakukan  WHO melalui Global School-Based Student Health (GSHS)  menghasilkan data  21 persen atau sekitar 18 juta anak usia 13-15 tahun mengalami bullying dalam satu bulan terakhir..  kemudian dari survey Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA) tahun 2018. Menyebutkan  bahwa 2 dari 3 remaja laki-laki dan perempuan berusia 13-17 tahun mengalami bullying.  Tindakan Bullying akan menimbulkan dampak baik fisik maupun mental dari korban, bahkan sampai menyebabkan korban ingin melakukan bunuh diri. Kegiatan  ini dilakukan dengan 3 tahap   yaitu Perencanaan, Pelaksanaan dan Evaluasi, Kegiatan perencanaan dilakukan dengan cara  melakukan perizinan kesekolah SMP N1 Sungkai Tengah Kotabumi. Tahap kedua adalah pelaksanaan penyuluhan dan tahap ketiga yaitu melakukan evaluasi kegiatan pada peserta untuk menggali sejauh apa pemahaman peserta dari aspek kognitif, afektif dan psikomotor.   Evaluasi  pada kegiatan ini yaitu peserta mampu memahami tentang konsep Bullying, cara mencegah bullying derta dampak dari Tindakan bullying.   Hasil pengabdian masyarakat ini diharapkan mampu memotivasi peserta untuk berani menolak bullying.dan berani menyampaikan kepada guru, atau orang tua Ketika terdapat Tindakan bullying disekitarnya
PENGABDIAN MASYARAKAT PERTOLONGAN PERTAMA PADA KASUS GAWAT DARURAT DI SEKOLAH LANSIA MUTIARA SENJA PEKON WATES PRINGSEWU LAMPUNG Noprida, Dayana; Prahmawati, Pira; Tiara, Tiara
Bagimu Negeri Vol 8, No 1 (2024)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Pringsewu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52657/bagimunegeri.v8i1.2371

Abstract

Pertolongan pertama sangat penting untuk dilakukan tindakan pada para korban dengan kasus darurat, dikarenakan keadaan darurat terus meningkat, maka sangat penting untuk kita memahami sikap yang benar saat pertolongan pertama khususnya untuk korban luka yang diperoleh dari proses pembelajaran atau pelatihan khusus seperti penyuluhan serta bisa melalui pendidikan kesehatan agar dapat dilakukan sesuai standard operasional yang baik dan benar dalam melakukan pertolongan pertama Pertolongan pertama pada kasus gawat darurat seperti perawatan luka sederhana yang dapat dilakukan sebelum pasien dibawa ke rumah sakit atau klinik kesehatan terdekat, terutama pada lansia yang beresiko terjadi cidera atau kecelakaan di Pekon wates pringsewu. Masih maraknya pengetahuan perihal penanganan perawatan luka menggunakan ramuan (daun binahong) atau pasta gigi yang dioleskan pada luka bakar yang dipercaya akan mengurangi dampak dan memberikan sensasi dingin pada daerah yang terluka, dan ternyata setelah diteliti malah memperburuk situasi karena malah memperluas dan tidak menghentikan penyebaran luka. Sedangkan tujuan dari pertolongan pertama perawatan luka adalah untuk menghentikan proses luka, mendinginkan jika luka bakar dan menurunkan rasa sakit. Baik buruknya penanganan perawatan luka sangat dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan yang dimiliki setiap orang itu sendiri. Semakin baik pengetahuan maka tindakan (praktik) yang akan diambil dan diterapkan semakin baik. Pengabdian masyarakat yang bertujuan untuk meningkatkan Pengetahuan tentang Pertolongan pertama pada perawatan luka, khususnya di Sekolah Lansia Mutiara Senja Pekon Wates Pringsewu Lampung. Hasil Pengabdian Masyarakat ini sebanyak 85% warga yang hadir aktif bertanya dan mampu menjawab pertanyaan pemateri dengan kata-kata sendiri secara tepat. Disarankan kegiatan Pengabdian Masyarakat atau penyuluhan kesehatan serupa dapat lebih sering diberikan kepada warga masyarakat dengan cara petugas kesehatan mendatangi kelompok-kelompok masyarakat menggunakan metode dan media yang lebih menarik dan efektif
Socio-Economic Relationship of Infection Diseases and History of Exclusive ASI with Stunting Incidents Noprida, Dayana; Heny P, Nyimas; Apriliawati, Anita
Jurnal Ilmiah Ilmu Keperawatan Indonesia Vol 12 No 04 (2022): Jurnal Ilmiah Ilmu Keperawatan Indonesia (JIIKI) Volume 12 Number 04 December 2
Publisher : UIMA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33221/jiiki.v12i04.2784

Abstract

Background: Stunting is a condition where a person has a shorter height compared to the height of people of the same age in general. Objectives: This study aims to determine the relationship between socio-economics, infectious diseases, and exclusive breastfeeding with the incidence of stunting in toddlers in the Pringsewu Region, Pringsewu Regency. Methods: The design of this research is observational analytic with a cross-sectional approach. The population is mothers who have children aged 2-5 years in the Pringsewu Lampung Health Center Working Area. Results: The results of the study showed that there was a socio-economic relationship (maternal employment and income), history of infection, and exclusive breastfeeding with the incidence of stunting (p-value <0, 05) after being controlled by the quality of food intake. Conclusion: It is hoped that this research can become evidence-based practice and motivate health officers (nurses) to carry out independent nursing interventions by providing health education to mothers regarding stunting prevention behavior by utilizing posyandu held in the community.
Hubungan pemberian asi eksklusif terhadap kejadian diare Pada bayi usia 0-24 bulan Noprida, Dayana; Rostika, Silma; Kurniawati, Desi; Fatimah, Wahyu Dwi
THE JOURNAL OF Mother and Child Health  Concerns Vol. 4 No. 3 (2025): February Edition 2025
Publisher : Indonesian Public Health-Observer Information Forum (IPHORR) Kerjasama dengan Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56922/mchc.v4i3.682

Abstract

Background: Diarrhea is the leading cause of infant mortality and morbidity in developing countries. Diarrhea can be triggered by various factors, one of which is not exclusive breastfeeding. Infants who are exclusively breastfed until 6 months of age have fewer gastrointestinal disorders and growth disorders. Purpose: To determine the relationship between exclusive breastfeeding and the incidence of diarrhea in infants aged 0-24 months. Method: Quantitative research with cross-sectional research design. The population in this study were all children aged 0-24 months in the Gisting Health Center Working Area, with a sample of 66 respondents using the total sampling technique. Data collection using questionnaire. Univariate and bivariate analysis (chi square test). Results: It was found that 35 (53.0%) respondents practiced exclusive breastfeeding. and 52 (78.8%) respondents did not experience diarrhea. Conclusion: There is a relationship between exclusive breastfeeding and the incidence of diarrhea in infants aged 0-24 months at the Gisting Health Center in 2024 (p-value = 0. 003). Suggestion: Health workers can increase health promotion, especially regarding exclusive breastfeeding as an effort to prevent diarrhea in infants and provide education to mothers and families regarding additional food for babies.   Keywords: Diarrhea incidence; Exclusive breastfeeding; Infants aged 0-24 months.   Pendahuluan: Diare merupakan penyebab utama terjadinya mortalitas dan morbiditas pada bayi di negara berkembang. Diare dapat dipicu oleh berbagai faktor salah satunya ialah tidak dilakukannya pemberian ASI eksklusif. Bayi yang diberikan ASI eksklusif sampai usia 6 bulan lebih sedikit mengalami gangguan gastrointestinal dan gangguan pertumbuhan. Tujuan: Untuk mengetahui hubungan pemberian ASI eksklusif terhadap kejadian diare pada bayi usia 0-24 bulan. Metode: Penelitian kuantitatif dengan rancangan penelitian cross-sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah semua anak usia 0-24 bulan Wilayah Kerja Puskesmas Gisting, dengan sampel yang digunakan sebanyak 66 responden menggunakan teknik total sampling. Pengumpulan data menggunakan lembar keusioner. Analisis secara univariat dan bivariat (uji chi squre). Hasil: Diketahui sebanyak 35 (53.0%) responden melakukan pemberian ASI eksklusif. dan sebanyak 52 (78.8%) responden tidak mengalami kejadian diare. Simpulan: Ada hubungan pemberian ASI eksklusif terhadap kejadian diare pada bayi usia 0-24 bulan di Puskesmas Gisting tahun 2024 (p-value =0. 003). Saran: Bagi tenaga kesehatan dapat meningkatkan promosi kesehatan terutama mengenai pemberian ASI eksklusif sebagai upaya preventif diare pada bayi dan pemberian edukasi pada ibu dan keluarga mengenai makanan tambahan untuk bayi.
Knowledge of stunting and balanced diet among nursing students Apriliawati, Anita; Sutini, Titin; Astuti, Medya Aprilia; Noprida, Dayana; Waluyo, Ineke Kusuma
Malahayati International Journal of Nursing and Health Science Vol 6, No 8 (2024)
Publisher : Program Studi Ilmu Keperawata Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati Bandar Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/minh.v6i8.13343

Abstract

Background: Stunting is a chronic nutritional issue in children that remains a primary focus for the government to prevent and reduce its prevalence. Various efforts have been made in collaboration with various parties to improve the nutritional status of children aged 0-2 years, pregnant women, and before pregnancy (adolescent girls). The proper food composition for teenagers should adhere to the 'Fill my plate' principle with a composition of 1/3 staple food, 1/3 vegetables, 1/6 fruit, and the remaining 1/6 containing animal and vegetable protein. Good knowledge about balanced nutrition consumption in adolescent girls is essential to support the prevention of stunting in children in the future.Purpose: To identify the relationship between knowledge about stunting prevention and the consumption of balanced nutritious food in adolescent girls.Method: This research is an observational analytical quantitative study with a cross-sectional approach. The population in this study consisted of 95 female first-semester students at the Faculty of Nursing, Muhammadiyah University, Jakarta. The sampling technique used was purposive sampling with criteria being young female respondents aged 16-20 without chronic illnesses. The number of samples was 86. Data analysis used the chi-square statistical test to determine the relationship between knowledge about stunting prevention and the consumption of balanced nutritious food in young women.Results: The average age of respondents was 18 years, the average score for knowledge about stunting prevention was 26.6, the majority of teenagers had a very good knowledge category, with 65 people (75.5%), and the majority of teenagers consumed balanced nutrition, 48 people (55.8%). The results of the statistical test obtained a p-value of 0.26 (>0.05), which means there is no relationship between teenagers' knowledge about stunting and the consumption of balanced nutrition.Conclusion: It is hoped that healthcare professionals, especially nurses, can be involved and provide education and other interventions in preventing stunting by supporting young women to consume balanced nutrition.
PENDIDIKAN KESEHATAN “BAHAYA GADGET PADA ANAK USIA PRA SEKOLAH” Yusnita, Yusnita; Noprida, Dayana
Bagimu Negeri Vol 9, No 1 (2025)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Pringsewu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52657/bagimunegeri.v9i1.2875

Abstract

Perkembangan teknologi digital yang pesat telah menyebabkan peningkatan penggunaan gadget, termasuk di kalangan anak usia prasekolah. Meskipun gadget memiliki dampak positif, seperti mempermudah komunikasi dan pembelajaran, penggunaannya yang berlebihan dapat menghambat perkembangan kognitif, sosial, dan fisik anak. Kegiatan pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman orang tua mengenai dampak penggunaan gadget serta mendorong peran aktif mereka dalam membatasi dan mengawasi penggunaan gadget pada anak. Metode yang digunakan meliputi ceramah, diskusi kelompok, serta pre dan post test yang dilaksanakan di TK Aisyiyah 1 Pringsewu. Hasil kegiatan menunjukkan adanya peningkatan pemahaman orang tua mengenai dampak negatif penggunaan gadget serta pentingnya pengawasan dan pembatasan waktu penggunaan pada anak. Kesimpulannya, edukasi kesehatan terbukti efektif dalam meningkatkan pengetahuan dan sikap orang tua terhadap penggunaan gadget yang bijak. Disarankan agar kegiatan serupa dilakukan secara berkala dengan pendekatan yang lebih interaktif untuk menjaga keberlanjutan perubahan perilaku dalam keluarga.
(WORKSHOP BERSAMA APLIKASI, ORANGTUA MUHAMMADIYAH MENJADI SUPERHERO TUMBUH KEMBANG ANAK) Yusnita, Yusnita; Noprida, Dayana
Bagimu Negeri Vol 9, No 1 (2025)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Pringsewu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52657/bagimunegeri.v9i1.2936

Abstract

Anak-anak usia dini khususnya usia 60-72 bulan masih menghadapi berbagai tantangan internal dan eksternal, seperti kurangnya stimulasi, keterlambatan bicara, atau masalah perkembangan sosial-emosional. Fakta di lapangan menunjukkan bahwa peran orang tua dalam mendeteksi dan menstimulasi tumbuh kembang anak masih rendah. Banyak orang tua menganggap bahwa perkembangan anak akan berjalan secara alami tanpa intervensi . Selain itu, keterbatasan edukasi, waktu, dan akses terhadap informasi turut menjadi penghambat. Orang tua perlu diberdayakan melalui pendidikan kesehatan yang aplikatif dan berbasis teknologi agar mampu menjadi pendamping utama perkembangan anak di rumah. Kegiatan pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan (pengetauan keterampilan) orangtua Muhammadiyah menjadi “superhero” tumbuh kembang anak.  Metode yang digunakan meliputi ceramah, diskusi kelompok, serta pre dan post test yang dilaksanakan di TK Aisyiyah 1 Pringsewu. Hasil kegiatan menunjukkan adanya peningkatan Kemampuan (pengetahuan keterampilan) dalam stimulasi deteksi tumbuh kembang anak usia 60-72 bulan. Pada kelompok A dan Kelompok B.  hasil ini menunjukkan bahwa intervensi yang diberikan kepada orang tua dalam rangka meningkatkan kemampuan mereka dalam stimulasi deteksi tumbuh kembang anak terbukti efektif. Kesimpulannya, pelatihan atau edukasi yang diberikan memberikan dampak positif, dengan Kelompok B menunjukkan peningkatan yang lebih tinggi, terutama dalam aspek pengetahuan. Disarankan agar  program edukasi bagi orang tua perlu dilanjutkan secara berkelanjutan dengan pelatihan langsung dan media interaktif. Metode penyampaian disesuaikan dengan latar belakang peserta untuk meningkatkan efektivitas. Monitoring dan evaluasi rutin penting dilakukan guna memastikan penerapan keterampilan. Selain itu, keterlibatan aktif perawat dan bidan sangat diperlukan dalam mendampingi orang tua dalam stimulasi dan deteksi tumbuh kembang anak di rumah.