Abstrak Penelitian ini bertujuan memahami tradisi mandi balimau kasai di Desa Lubuk Bendahara, Rokan Hulu, melalui perspektif fenomenologi Edmund Husserl. Metode penelitian menggunakan studi kasus dan pendekatan fenomenologi dengan data empiris. Tradisi ini berasal dari akulturasi adat lokal dan Islam pada abad ke-14 di wilayah Kampar. Mandi balimau kasai menggunakan air campuran jeruk limau yang melambangkan penyucian fisik dan jiwa, serta memperkuat silaturahmi umat Muslim. Namun, modernisasi sering kali mengaburkan nilai aslinya. Konsep reduksi eidetik Husserl membantu mengidentifikasi inti makna tradisi ini sebagai simbol penyucian diri yang sesuai dengan ajaran Islam. Penelitian ini menegaskan pentingnya melestarikan nilai-nilai autentik tradisi agar tetap relevan dengan identitas budaya dan spiritual masyarakat Melayu Riau. Tradisi mandi balimau kasai diharapkan terus menjadi simbol kebersihan jiwa dan identitas budaya yang selaras dengan prinsip Islam. Kata Kunci: Fenomenologi, Adat, Tradisi, Mandi Balimau, Edmund Husserl
Copyrights © 2025