Fondasi merupakan elemen struktur bawah yang berfungsi menyalurkan beban dari struktur atas ke tanah, sehingga kapasitas dukung fondasi harus lebih besar dari beban maksimum struktur atas untuk menjamin keamanan dan stabilitas bangunan. Penentuan kapasitas dukung fondasi dapat dilakukan melalui metode analitis dan hasil penyelidikan tanah, seperti uji Standart Penetration Test (SPT). Metode analitis yang digunakan adalah metode Mayerhof, yang didasarkan pada hasil tahanan ujung dan tahanan selimut tiang pancang. Penyelidikan tanah pada proyek Gedung Asrama C Politeknik Pelayaran Sumatera Barat menunjukkan variasi lapisan tanah sehingga fondasi tiang pancang memiliki kedalaman yang bervariasi yaitu kedalaman 8 dan 36 meter. Pengujian lapangan menggunakan Pile Driving Analyzer (PDA) dilakukan untuk mengevaluasi daya dukung dan integritas tiang pancang secara dinamis sesuai standar ASTM-4945-08. Selain itu, analisis numerik menggunakan software Plaxis2D dilakukan untuk memodelkan perilaku tanah dan fondasi secara lebih komprehensif dengan mempertimbangkan parameter tanah yang kompleks. Hasil perbandingan kapasitas dukung tiang pancang antara perencanaan analitis, simulasi Plaxis, dan pengujian PDA menunjukkan variasi nilai yang signifikan, di mana kapasitas dukung hasil pengujian PDA cenderung lebih kecil dibanding perhitungan analitis dan Plaxis. Perbedaan ini disebabkan oleh kompleksitas kondisi lapangan dan parameter tanah yang lebih rinci dimodelkan dalam Plaxis dibandingkan metode manual. Temuan ini menegaskan pentingnya verifikasi lapangan dan penggunaan pemodelan numerik untuk memastikan keamanan dan keandalan struktur fondasi, terutama pada kondisi tanah yang heterogen dan variatif.
Copyrights © 2025