Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

ANALISIS PEMODELAN STRUKTUR DENGAN DILATASI TERHADAP RESPON STRUKTUR GEDUNG BERTINGKAT STUDI KASUS: GEDUNG PERKULIAHAN X DI KOTA PADANG Ciputra, Aqil Muhammad; Yusmar, Fajri; Rahmat, Syahril
Jurnal Applied Science in Civil Engineering Vol 5 No 3 (2024): Jurnal Applied Science in Civil Engineering
Publisher : Teknik Sipil Universitas Negeri Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24036/asce.v5i3.109383

Abstract

Gedung X merupakan, salah satu gedung yang berfungsi sebagai gedung perkuliahan yang terletak di Kota Padang. Berdasarkan laporan perencanaan struktur gedung X, diperoleh informasi, bahwa pada perencanaan gedung X menggunakan pemodelan dengan menggabungkan dua massa gedung pada satu model dengan tambahan dilatasi. Penelitian (Hermawan et al., 2022) pada struktur dengan layout T yang diberikan dilatasi, bangunan tersebut dianalisis dengan 2 model yang dipisah. Berbeda dengan gedung X sebelumnya, dimana bangunan di analisis dalam satu model, akan tetapi semestinya ada 2 massa bangunan yang terpisah. Tujuan penelitian ini adalah untuk membandingkan respon struktur dan besaran beban gempa struktur untuk dua tipe pemodelan struktur dilatasi. Pemodelan struktur terdiri dari 3 model yang terdiri dari Model A (Masa bangunan A) (Model B (Massa Banguann B), dan Model A+B (Massa Banguann A+B). Hasil analisis menunjukan bahwa drift struktur pada model A dan Model B pada arah X lebih kecil, bila dibandingkan dengan model A+B, sebaliknya pada arah Y drift yang dihasilkan model A+B lebih besar bila dibandingkan dengan model A dan model B. Selanjutnya untuk Base shear pada model A+B lebih besar dari model A dan model B untuk arah X dan arah Y.
SOSIALISASI PROSEDUR PEMBANGUNAN PONDASI PADA RUMAH AMAN GEMPA DI DAERAH BERPOTENSI BENCANA DI KELURAHAN TANAH GARAM KOTA SOLOK Rahmat, Syahril; Body, Revian; Oktaviani, Oktaviani; Ihsan, Muhammad; Agamuddin, Agri Americo; Gusmareta, Yuwalitas
Jurnal Applied Science in Civil Engineering Vol 5 No 4 (2024): Jurnal Applied Science in Civil Engineering
Publisher : Teknik Sipil Universitas Negeri Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24036/asce.v5i4.121283

Abstract

Kota Solok telah mengalami sejarah gempa bumi yang signifikan, termasuk Gempa Sumatera Barat 2009 yang menyebabkan kerusakan yang cukup besar. Banyak bangunan di Solok, terutama yang dibangun sebelum adopsi peraturan bangunan tahan gempa, mungkin rentan terhadap kerusakan saat gempa terjadi. Upaya dalam mengurangi risiko kerusakan akibat gempa, penting untuk membangun rumah dengan pondasi yang kuat dan aman dengan cara meningkatkan kesadaran dan pemahaman masyarakat terhadap pentingnya pondasi rumah yang aman dari gempa. Untuk membangun suatu bangunan dengan ketahanan gempa yang tinggi maka perlu memperhatikan daya dukung tanah (DDT) dan kedalaman pondasi kokoh pada saat pembangunan. Hasil pengujian tersebut nantinya dapat digunakan sebagai pedoman kedalaman tanah keras dan jenis pondasi yang cocok untuk digunakan di kemudian hari. Adapun kegiatan Program Kemitraan Masyarakat (PKM) yang dilakukan meliputi tiga tahapan diantaranya tahapan sosialisasi perencanaan dan pelaksanaan pembuatan pondasi, pengenalan sondir, tahapan percobaan pengujian sondir, dan terakhir pengolahan data sondir dan pembuatan video pelaksanaan kegiatan. Kegiatan pengabdian masyarakat ini dilaksanakan dengan jumlah peserta 25 orang yang terdiri dari tukang bangunan dan pemilik rumah yang beresiko terhadap bencana gempa yang ada di Kelurahan Tanah Garam. Pelaksanaan Kegiatan Pengabdian Masyarakat ini dilaksanakan di geung serba guna masyarakat Kelurahan Tanah Garam. Uraian kegiatan meliputi tahapan persiapan kemudian dilanjutkan dengan tahapan pengenalan Sondir dengan sosialisasi serta pemberian materi dan dokumen pendukung lalu dilanjutkan dengan ke Site Lapangan untuk tahapan pengoperasian Sondir serta pengambilan data daya dukung tanah dan terakhir adalah pengolahan hasil data dari hasil pengujian sondir dan penutupan kegiatan. Kegiatan ini dapat menjembatani kekurangan pengetahuan tukang dan pemilik bangunan terkait perencanaan dan pelaksanaan pondasi rumah yang lebih resisten atau aman terhadap gempa. Dengan adanya sosialisasi ini dapat memberikan pengetahuan kepada masyarakat dan pemangku kebijakan kelurahan dalam perencanaan dan pelaksanaan pembuatan pondasi pada rumah aman gempa di daerah berpotensi bencana di daerah Kelurahan Tanah Garam Kota Solok. Hasil evaluasi menunjukkan rata-rata peningkatan pengetahuan tentang perencanaan dan pelaksanaan pembuatan pondasi, serta pengenalan sondir. Dengan demikian peserta memiliki pengetahuan tentang teknologi sederhana yang dapat diterapkan pada kegiatan perbaikan dan perkuatan rumah sederhana.
STUDI PERBANDINGAN KAPASITAS DUKUNG FONDASI TIANG MENGGUNAKAN METODE MAYERHOF DAN PLAXIS DENGAN HASIL PENGUJIAN PILE DRIVING ANALYZER (PDA) Dwi Rahmananda, Alfrian; Rahmat, Syahril
Jurnal Applied Science in Civil Engineering Vol 6 No 2 (2025): Jurnal Applied Science in Civil Engineering
Publisher : Teknik Sipil Universitas Negeri Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24036/asce.v6i2.125383

Abstract

Fondasi merupakan elemen struktur bawah yang berfungsi menyalurkan beban dari struktur atas ke tanah, sehingga kapasitas dukung fondasi harus lebih besar dari beban maksimum struktur atas untuk menjamin keamanan dan stabilitas bangunan. Penentuan kapasitas dukung fondasi dapat dilakukan melalui metode analitis dan hasil penyelidikan tanah, seperti uji Standart Penetration Test (SPT). Metode analitis yang digunakan adalah metode Mayerhof, yang didasarkan pada hasil tahanan ujung dan tahanan selimut tiang pancang. Penyelidikan tanah pada proyek Gedung Asrama C Politeknik Pelayaran Sumatera Barat menunjukkan variasi lapisan tanah sehingga fondasi tiang pancang memiliki kedalaman yang bervariasi yaitu kedalaman 8 dan 36 meter. Pengujian lapangan menggunakan Pile Driving Analyzer (PDA) dilakukan untuk mengevaluasi daya dukung dan integritas tiang pancang secara dinamis sesuai standar ASTM-4945-08. Selain itu, analisis numerik menggunakan software Plaxis2D dilakukan untuk memodelkan perilaku tanah dan fondasi secara lebih komprehensif dengan mempertimbangkan parameter tanah yang kompleks. Hasil perbandingan kapasitas dukung tiang pancang antara perencanaan analitis, simulasi Plaxis, dan pengujian PDA menunjukkan variasi nilai yang signifikan, di mana kapasitas dukung hasil pengujian PDA cenderung lebih kecil dibanding perhitungan analitis dan Plaxis. Perbedaan ini disebabkan oleh kompleksitas kondisi lapangan dan parameter tanah yang lebih rinci dimodelkan dalam Plaxis dibandingkan metode manual. Temuan ini menegaskan pentingnya verifikasi lapangan dan penggunaan pemodelan numerik untuk memastikan keamanan dan keandalan struktur fondasi, terutama pada kondisi tanah yang heterogen dan variatif.
EVALUASI PENGARUH POLIAKRILAMIDA (PAM) TERHADAP KARAKTERISTIK DAYA DUKUNG TANAH LEMPUNG DENGAN UJI CBR Oktavia, Rice; Rahmat, Syahril; Wahyudi, Ilham
Jurnal Applied Science in Civil Engineering Vol 6 No 2 (2025): Jurnal Applied Science in Civil Engineering
Publisher : Teknik Sipil Universitas Negeri Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24036/asce.v6i2.125483

Abstract

Salah satu tantangan dalam pembangunan infrastruktur adalah penggunaan tanah dasar lempung yang memiliki nilai daya dukung yang rendah, sehingga berpotensi menyebabkan kerusakan struktural. Untuk meningkatkan stabilitas dan daya dukung tanah, diperlukan metode perbaikan tanah, salah satunya dengan penambahan polimer poliakrilamida (PAM). Penelitian ini menggunakan sampel tanah lempung dari Kampus III UIN Imam Bonjol Padang, yang dicampur dengan PAM anionik pada variasi kadar 0%, 1,5%, dan 3%. Hasil pengujian menunjukkan bahwa penambahan PAM sebesar 1,5% memberikan peningkatan daya dukung tanah sebesar 13,40% pada penetrasi 0,1” dan 12,11% pada penetrasi 0,2”. Namun, penambahan PAM sebesar 3% justru menurunkan nilai CBR dibandingkan dengan tanah tanpa penambahan PAM, hal ini menunjukkan bahwa kadar optimum penggunaan PAM adalah sebesar 1,5%.
STABILISASI CAMPURAN FLY ASH PADA TANAH LUNAK DI DAERAH BEKAS LAHAN PERTAMBANGAN KELURAHAN GUNUNG SARIK, KEC. KURANJI, PADANG TERHADAP DAYA DUKUNG TANAH Yuliza, Rahmi; Rahmat, Syahril
Jurnal Applied Science in Civil Engineering Vol 6 No 2 (2025): Jurnal Applied Science in Civil Engineering
Publisher : Teknik Sipil Universitas Negeri Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24036/asce.v6i2.125683

Abstract

Tanah adalah lapisan permukaan bumi yang kompleks dan dinamis, terbentuk dari hasil pelapukan batuan induk oleh faktor-faktor fisik, kimia, dan biologis dalam kurun waktu yang sangat lama. Salah satu penyebab penurunan kualitas tanah adalah aktivitas pertambangan clay. Pada dasarnya tanah liat (clay) dikenal memiliki sifat mengembang dan menyusut. Oleh karena itu, daerah bekas lahan pertambangan clay memiliki jenis tanah lunak. Tanah lunak termasuk jenis tanah yang memiliki kadar air tinggi, ukuran partikel yang sangat halus, dan plastisitas yang tinggi. Lahan bekas pertambangan di Gunung Sarik khususnya di daerah bekas lahan pertambangan clay Gunung Sarik memiliki jenis tanah yang terdegradasi akibat aktivitas tambang dan alat berat yang tidak terkontrol. Tanah yang digunakan sebagai lahan pembangunan sebaiknya harus diketahui nilai daya dukung tanah nya, ketidak-stabilan pada tanah dapat menimbulkan retakan pada pondasi atau runtuhnya struktur bangunan. Tanah jenis ini dapat diperbaiki dengan metode mekanis menggunakan campuran (additive), salah satunya adalah fly ash. Pengujian dilakukan pada tanah asli untuk mengetahui sifat fisik tanah dan tanah campuran fly ash untuk mengetahui nilai daya dukung tanah menggunakan pengujian CBR tak terendam (unsoaked) pada tanah dengan variasi fly ash persentase 0%, 5%, 10%, 15%, dan 20% tanpa waktu pemeraman. Seiring dengan adanya penambahan persentase fly ash terjadi peningkatan nilai California Bearing Ratio (CBR) unsoaked. Nilai CBR tanah persentase 0% pada penetrasi 0.1” sebesar 10,18% dan penetrasi 0.2” sebesar 8,85%, mengalami kenaikan terbesar pada persentase 20% pada penetrasi 0.1” sebesar 16,83% dan penetrasi 0.2” sebesar 15,79%.
ANALISIS PERBANDINGAN STABILITAS LERENG MENGGUNAKAN METODE FELLENIUS DAN PLAXIS 2D DI AREA RAWAN LONGSOR (Studi Kasus: Sitinjau Lauik, Kota Padang) Ayuni, Anisa Quratul; Rahmat, Syahril
Jurnal Applied Science in Civil Engineering Vol 6 No 3 (2025): Jurnal Applied Science in Civil Engineering
Publisher : Teknik Sipil Universitas Negeri Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24036/asce.v6i3.127883

Abstract

Sitinjau Lauik yang terletak di Kota Padang dikenal sebagai salah satu kawasan yang pernah terjadi longsor, terutama saat musim hujan dengan intensitas tinggi. Kondisi geografis dan karakteristik tanah di daerah ini menjadikan lereng-lerengnya rentan mengalami gangguan kestabilan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui tingkat kestabilan lereng eksisting, dengan tujuan sebagai dasar dalam memahami potensi bahaya longsor di wilayah tersebut. Analisis dilakukan dengan membandingkan nilai faktor keamanan dari kondisi lereng eksisting. Data yang digunakan diperoleh melalui pengujian laboratorium terhadap sampel tanah dari lokasi penelitian, yang meliputi uji kadar air, berat jenis, berat volume, dan uji geser langsung (direct shear test). Selanjutnya, analisis stabilitas lereng dilakukan menggunakan dua pendekatan, yaitu metode Fellenius secara manual dan pemodelan numerik menggunakan software Plaxis 2D dengan pendekatan model tanah Mohr-Coulomb. Dari hasil analisis diperoleh bahwa lereng eksisting memiliki nilai faktor keamanan sebesar 0,98 berdasarkan perhitungan metode Fellenius, dan sebesar 1,11 berdasarkan simulasi menggunakan Plaxis 2D. Kedua nilai tersebut berada di bawah standar ambang batas aman stabilitas lereng sesuai dengan SNI 8460:2017 yaitu ≥ 1,5, yang mengindikasikan bahwa lereng dalam kondisi tidak stabil dan berpotensi mengalami keruntuhan apabila tidak segera ditangani. Hasil ini menjadi landasan awal untuk pertimbangan teknis dalam penanganan risiko longsor di kawasan Sitinjau Lauik, Kota Padang.
PERBANDINGAN PENGGUNAAN FONDASI TIANG PANCANG DAN BORE PILE DITINJAU DARI PERHITUNGAN KAPASSITAS DUKUNG, METODE PELAKSANAAN SERTA RAB YANG DIPERLUKAN Zikro, Hilma; Zuwida, Nidal; Rahmat, Syahril; Jufri, Windry Novalia
Jurnal Applied Science in Civil Engineering Vol 6 No 3 (2025): Jurnal Applied Science in Civil Engineering
Publisher : Teknik Sipil Universitas Negeri Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24036/asce.v6i3.129483

Abstract

Fondasi merupakan elemen struktur bawah yang berperan dalam mentransfer beban bangunan ke lapisan tanah dengan daya dukung memadai. Pemilihan jenis fondasi menjadi krusial karena berdampak langsung terhadap stabilitas, biaya, dan kemudahan pelaksanaan konstruksi. Penelitian ini membandingkan fondasi tiang pancang (spun pile) dan bore pile berdasarkan kapasitas daya dukung ultimit, metode pelaksanaan, dan Rencana Anggaran Biaya (RAB). Perhitungan kapasitas tiang pancang menggunakan metode Decourt, sedangkan bore pile dianalisis dengan metode Reese & Wright. Data tanah diperoleh dari hasil bor log pada proyek Gedung Asrama C, dengan analisis pada kedalaman 8 m dan 36 m. RAB tiang pancang disusun dari data biaya proyek aktual, sedangkan bore pile mengacu pada Harga Satuan Pemerintah (HSP) Kota Padang. Dalam pelaksanaannya, penggunaan tiang pancang di proyek ini mengalami beberapa kendala, seperti keterlambatan mobilisasi alat, kerusakan HSPD, lokasi tidak rata, keterbatasan lahan penyimpanan, serta kondisi tanah keras yang menyebabkan tiang harus dipotong dan menimbulkan kerugian. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk mengevaluasi kinerja bore pile secara simulatif sebagai perbandingan teknis dan ekonomis. Hasil menunjukkan kapasitas daya dukung tiang pancang lebih tinggi dan biaya lebih efisien. Namun, bore pile memiliki keunggulan dalam fleksibilitas pelaksanaan dan minim getaran. Pemilihan fondasi harus mempertimbangkan kondisi lapangan, karakteristik tanah, ruang kerja, serta aspek teknis dan ekonomis secara menyeluruh.