Kelurahan Krapyak, Kota Pekalongan, memiliki potensi besar untuk dikembangkan sebagai destinasi wisata budaya berbasis komunitas. Batik Jlamprang, Tari Jlamprang, serta situs spiritual makam Mbah Wayah. Selain itu, keindahan alam Pantai Slamaran dan kekayaan kuliner khas semakin memperkuat daya tarik wisata budaya di daerah ini. Kegiatan pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk memetakan potensi pengembangan wisata di Kelurahan Krapyak dengan pendekatan Asset-Based Community Development (ABCD), yang berfokus pada pemberdayaan aset lokal sebagai dasar pembangunan berkelanjutan. Metode yang digunakan meliputi observasi lapangan, wawancara dengan tokoh masyarakat, serta diskusi kelompok terfokus (focus group discussion). Hasil pemetaan menunjukkan bahwa Kelurahan Krapyak memiliki memiliki kekuatan dalam pelestarian budaya berupa berbagai macam tradisi lokal yang seperti Lopis Raksasa, Bubur Suro, serta kuliner lokal semuanya kaya akan nilai sosial berupa gotong royong dan harmoni sosial. Dukungan infrastruktur seperti kawasan Water Front City menjadi nilai tambah yang dapat dijadikan pengembangan berkelanjutan sebagai destinasi wisata. Hasil dari kegiatan ini diharapkan dapat memberikan rekomendasi konkret bagi pengembangan wisata budaya berbasis komunitas di Kelurahan Krapyak. Dengan optimalisasi aset lokal, strategi promosi yang lebih luas, dan peningkatan keterlibatan masyarakat, Krapyak dapat berkembang menjadi destinasi wisata yang berdaya saing dan berkelanjutan.
Copyrights © 2025