Latar Belakang: Data insidensi dan prevalensi endometriosis di Indonesia belum pasti akibat minimnya studi. RSUD Dr. Soetomo Surabaya mencatat angka kejadian endometriosis sebesar 37,2% pada wanita infertil, sedangkan RSCM mencatat 69,5% pasien sulit hamil. Studi di RSUP Prof. Dr. R.D. Kandou Manado menunjukkan rentang usia 36-45 tahun sebagai kelompok terbanyak (50%). Studi pendahuluan di RSUD Ulin Banjarmasin menemukan 242 kasus baru endometriosis pada 2022 dengan 461 kunjungan, meningkat pada 2023 menjadi 388 kasus baru dengan 1.093 kunjungan.Tujuan: Menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi kejadian endometriosis di RSUD Ulin Banjarmasin.Metode: Penelitian kuantitatif non-eksperimental ini menggunakan desain observasional analitik dengan pendekatan cross-sectional. Sampel penelitian berjumlah 255 responden, dianalisis menggunakan uji chi-square.Hasil: Analisis univariat menunjukkan pasien endometriosis terbanyak berada pada kategori usia wanita usia subur (71,0%), multigravida (75,7%), dan obesitas (64,3%). Uji statistik menunjukkan hubungan signifikan antara paritas (p=0,001) dan usia (p=0,000) dengan kejadian endometriosis, sedangkan obesitas tidak menunjukkan hubungan signifikan (p=0,081).Simpulan: Terdapat hubungan signifikan antara paritas dan usia dengan kejadian endometriosis, namun tidak terdapat hubungan signifikan antara obesitas dengan kejadian endometriosis di RSUD Ulin Banjarmasin. Kata kunci: endometriosis, paritas, usia, obesitas
Copyrights © 2025