Ketidaknyamanan saat haid, atau dismenore, adalah gejala kejang otot rahim. Di antara banyak variabel yang dapat memengaruhi frekuensi dismenore adalah apa yang dimakan. Mencari tahu bagaimana kebiasaan makan mempengaruhi frekuensi dismenore pada remaja putri merupakan pendorong dilakukannya penelitian ini. Strategi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis observasional cross-sectional. Algoritma slovin digunakan untuk memilih 64 partisipan, yang semuanya adalah remaja putri dari SMPN 2 Meureubo. Evaluasi mengandalkan uji Chi-Square. Pengukuran skala penilaian numerik (NRS) memberikan informasi tentang kejadian dismenore, sedangkan jawaban kuesioner SQFFQ memberikan informasi tentang asupan makanan: Di antara remaja putri yang disurvei, 60,9% memiliki konsumsi makanan yang tidak memadai. Namun, dismenore terlihat pada sebanyak 76,6% kasus. Terdapat korelasi antara konsumsi makanan dan kejadian dismenore (p=0,020), menurut temuan uji chi-square. Penelitian ini menemukan bahwa konsumsi makanan berhubungan dengan prevalensi dismenore yang lebih rendah pada remaja putri di SMPN 2 Meureubo Kabupaten Aceh Barat.Kata kunci: Dismenore, Asupan gizi, Remaja putri.
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2025