Masyarakat Desa Kebak, Kecamatan Jumantono, Kabupaten Karanganyar, menghadapi tantangan dalam mengoptimalkan pemanfaatan ubi kayu (Manihot esculenta), komoditas utama di daerah tersebut. Selama ini, ubi kayu dijual dalam bentuk mentah dengan nilai ekonomi yang rendah, sementara pengolahan lebih lanjut, seperti menjadi tepung Modified Cassava Flour (Mocaf), belum banyak diterapkan. Proses pembuatan Mocaf melibatkan fermentasi dengan bakteri asam laktat, yang meningkatkan nilai gizi dan menurunkan kadar pati resisten, menjadikannya alternatif yang lebih sehat dan bernilai dibandingkan tepung terigu. Namun, kendala teknis, sosial, dan pemasaran, seperti kurangnya pengetahuan teknik fermentasi, akses peralatan produksi, dan minimnya penetrasi pasar, membatasi pengembangan produk ini. Solusi yang diusulkan meliputi pelatihan intensif teknik pengolahan Mocaf dan pembuatan produk turunan seperti bolu. Pelatihan dilakukan oleh tim ahli selama 40 hari, dilengkapi dengan penyediaan peralatan produksi skala kecil dan pengenalan strategi pemasaran kreatif, termasuk penggunaan platform digital seperti Shopee. Hasil menunjukkan peningkatan keterampilan masyarakat, dengan pendapatan dari penjualan produk Mocaf. Program ini diharapkan menciptakan model pemberdayaan ekonomi berbasis sumber daya lokal yang berkelanjutan, sekaligus mengurangi ketergantungan pada tepung terigu impor. Dengan diversifikasi produk dan dukungan pemasaran, masyarakat Desa Kebak dapat meningkatkan taraf hidup dan memperkuat perekonomian lokal.
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2025