Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis bagaimana sekolah dasar dapat memenuhi kebutuhan Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) dalam pendidikan inklusif, serta tantangan yang dihadapi oleh guru dalam mengelola ABK di kelas heterogen. Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode wawancara mendalam, observasi langsung, dan analisis literatur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa meskipun sebagian besar guru mengenali keberadaan ABK di kelas, identifikasi yang tidak lengkap dan kurangnya fasilitas khusus menghambat pengelolaan pendidikan inklusif. Guru juga menghadapi kesulitan dalam memberikan perhatian yang cukup kepada ABK karena keterbatasan pengetahuan dan pelatihan. Beberapa pendekatan yang digunakan oleh guru termasuk komunikasi intensif dengan orang tua dan pendekatan personal terhadap ABK. Namun, terbatasnya fasilitas sekolah dan kurangnya program khusus untuk ABK memperburuk tantangan ini. Kesimpulannya, pendidikan inklusif yang efektif memerlukan peningkatan fasilitas, pelatihan guru, dan perbaikan dalam proses identifikasi ABK. Untuk itu, perlu adanya dukungan lebih besar dari pemerintah dan sekolah untuk menciptakan lingkungan belajar yang lebih inklusif dan ramah bagi ABK.
Copyrights © 2025