Sungai Cikapundung di Kota Bandung mengalami degradasi lingkungan serius akibat pencemaran limbah domestik dan industri, yang berdampak pada kesehatan masyarakat dan ekosistem air. Kondisi ini memicu lahirnya inisiatif konservasi berbasis komunitas, salah satunya Serlok Bantaran, yang memanfaatkan komunikasi digital sebagai strategi advokasi lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dinamika komunikasi digital dalam advokasi kesehatan lingkungan, dengan fokus pada tiga aspek utama: penyebaran informasi, partisipasi masyarakat, serta kolaborasi dan dukungan. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam, observasi lapangan, dan analisis konten media sosial komunitas Serlok Bantaran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa media sosial seperti Instagram, Facebook, dan YouTube berperan signifikan dalam mengedukasi masyarakat, memobilisasi relawan, serta membangun jejaring kerja sama dengan berbagai pihak, termasuk akademisi, LSM, dan pemerintah. Komunikasi digital memungkinkan interaksi dua arah yang memperkuat keterlibatan publik dan memperluas jangkauan pesan kampanye. Kesimpulan dari penelitian ini menyatakan bahwa strategi komunikasi digital yang terencana, konsisten, dan berbasis lokal mampu meningkatkan efektivitas advokasi lingkungan serta memperkuat kolaborasi lintas sektor dalam pelestarian Sungai Cikapundung. Kata kunci: komunikasi digital, advokasi lingkungan, partisipasi masyarakat, Sungai Cikapundung, kolaborasi sosial
Copyrights © 2025