Tuberkulosis paru (TB paru) merupakan penyakit menular yang disebabkan karena adanya infeksi pada parenkim paru oleh Mycobacterium tuberculosis (M. tb). Salah satu modalitas dalam mendiagnosis TB adalah pemeriksaan spesimen dahak menggunakan pemeriksaan basil tahan asam (BTA) serta pemeriksaan radiologi dengan foto toraks. Dalam pemeriksaan foto toraks, lesi TB paru dapat dibagi menjadi lesi minimal, lanjut sedang, dan sangat lanjut. TB dikenal sebagai penyakit dengan durasi pengobatan yang lama, terbagi menjadi fase intensif dan lanjutan. Dalam mengevaluasi pengobatan, dilakukan pemeriksaan sputum BTA di akhir setiap fase untuk menilai status konversi sputum. Luas lesi diduga berperan dalam durasi konversi sputum BTA. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan apakah terdapat hubungan antara luas lesi foto toraks pasien TB paru dengan waktu konversi sputum BTA. Desain penelitian ini adalah analitik observasional menggunakan data rekam medis dan laman Sistem Informasi Tuberkulosis (SITB). Sebanyak 55 orang yang diteliti diambil dengan teknik total sampling. Data kemudian dianalisis dengan uji Chi-Square. Hasil yang diperoleh adalah bahwa 52,7% pasien TB paru memiliki luas lesi sangat lanjut dan 61,8% pasien TB paru mengalami konversi selama fase intensif. Analisis bivariat memberikan hasil P-value < 0,001. Kesimpulan penelitiaan ini adalah luas lesi foto toraks pasien TB paru berhubungan dengan waktu konversi sputum BTA di RSUD Dr. H. Abdul Moeloek pada tahun 2020-2023.
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2025