Perilaku merokok berdampak negatif bagi remaja. Berdasarkan data Global Youth Tobacco Survey (GYTS) tahun 2019, sebanyak 40,6% siswa di Indonesia berusia 13 hingga 15 tahun telah merokok. Dari jumlah tersebut, dua dari tiga anak laki-laki serta hampir satu dari lima anak perempuan dilaporkan sebagai perokok, menunjukkan tingginya prevalensi merokok di kalangan remaja. Sebanyak 19,2% pelajar dikategorikan sebagai perokok aktif, di mana 60,6% di antaranya tidak mengalami kesulitan saat membeli rokok meskipun masih di bawah umur, dan dua pertiga dari mereka memperoleh rokok secara eceran. Metode yang digunakan adalah kuantitatif dengan desain cross-sectional. Sampel penelitian berjumlah 272 siswa dari total populasi sebanyak 2.911 yang berada di enam SMP Negeri di Kecamatan Kota Baru. Siswa yang dipilih menggunakan teknik accidental sampling. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah perilaku merokok, sementara variabel independennya mencakup pengetahuan, peran orang tua, dan pengaruh teman sebaya. Pengumpulan data dilakukan melalui kuesioner dan dianalisis menggunakan uji chi-square dengan bantuan perangkat lunak SPSS. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan perilaku merokok siswa (p-value < 0,001), peran orang tua dengan perilaku merokok siswa (p-value < 0,001), serta pengaruh teman sebaya dengan perilaku merokok siswa (p-value < 0,001). Temuan ini mengindikasikan bahwa tingkat pengetahuan, keterlibatan orang tua, dan faktor teman sebaya memiliki keterkaitan dengan perilaku merokok siswa.
Copyrights © 2025