The Tobacco Atlas 2023 mencatat tingkat merokok di kalangan pemuda dengan rentang usia ≥15 tahun (laki-laki dan perempuan) tingkat prevalensi penggunaan tembakau di Indonesia, Myanmar, dan Timor-Leste masih tinggi. Remaja mulai merokok pada usia 12-14 tahun. Berdasarkan SKI 2023, perilaku merokok usia ≥15 tahun mencapai 24,7%, dengan rata-rata konsumsi 12-13 batang per hari. RPJMN 2020-2024 menetapkan target pengurangan jumlah perokok pada kelompok usia 10-18 tahun sebesar 8,7%, sedangkan di Kabupaten Merangin masih 19,69%. Dari data awal pada 10 responden, hanya 4 laki-laki yang merokok, sehingga penelitian difokuskan pada remaja laki-laki. Penelitian ini bertujuan mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku merokok menggunakan metode kuantitatif dengan pendekatan cross-sectional. Sampel terdiri dari seluruh peserta didik laki-laki jenjang VII dan VIII (80 responden) menggunakan teknik total sampling. Variabel yang diteliti meliputi pengetahuan, sikap, persepsi terhadap iklan rokok, keyakinan, peran orang tua, dan teman sebaya. Pengumpulan data dilakukan menggunakan kuesioner self-administered dan dianalisis menggunakan uji chi-square serta regresi logistik. Proporsi perilaku merokok sebesar 66,3%. Variabel yang tidak berhubungan signifikan dengan merokok adalah pengetahuan, persepsi iklan rokok, keyakinan, dan peran orang tua. Sementara itu variabel yang berhubungan secara signifikan adalah, sikap (p=0,012; PR 3,99 95% CI 1,16-13,76) dan teman sebaya (p=0,000; PR 9,27, 95% CI 2,77-30,99), dengan variabel teman sebaya sebagai faktor dominan
Copyrights © 2025