Bara’ ḍâjâ(h) merupakan istilah dalam bahasa Madura yang digunakan oleh masyarakat Desa Wonojati, Kecamatan Jenggawah, Kabupaten Jember untuk menentukan arah kiblat dalam pelaksanaan ibadah shalat. Metode ini merujuk pada arah tengah antara barat dan utara (barat laut) sebagai acuan arah kiblat. Namun, dalam praktiknya, terdapat perbedaan pandangan di kalangan masyarakat mengenai akurasi dan pemahaman terhadap metode tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi masyarakat terhadap keakuratan metode bara’ ḍâjâ(h) dan sejauh mana arah kiblat yang ditentukan sesuai dengan arah azimuth yang tepat, yaitu 292∘2′24″. Penelitian ini menggunakan metode penelitian lapangan (field research) dengan pengumpulan data melalui wawancara kepada beberapa warga Desa Wonojati yang dianggap representatif, kemudian dianalisis menggunakan aplikasi Google Earth untuk memverifikasi arah kiblat. Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan persepsi di antara masyarakat terkait arah kiblat yang ditentukan dengan metode bara’ ḍâjâ(h), dan ditemukan pula bahwa arah yang digunakan sebagian masyarakat masih mengalami penyimpangan dari arah azimuth yang sebenarnya. Kata Kunci: Bara’ ḍâjâ(h), arah kiblat, persepsi masyarakat, metode tradisional, Google Earth, azimuth. Abstract: Bara’ ḍâjâ(h) is a term in the Madurese language used by the community of Wonojati Village, Jenggawah Subdistrict, Jember Regency, to determine the Qibla direction for performing prayers. This method refers to a midpoint between west and north (northwest) as the reference for Qibla direction. However, in practice, there are differing views among the local people regarding the accuracy and interpretation of this method. This study aims to explore the community’s perception of the accuracy of the bara’ ḍâjâ(h) method and the extent to which the determined Qibla direction aligns with the correct azimuth, which is 292∘2′24″. The research employs a field research method by conducting interviews with several representative residents of Wonojati Village. The data collected were then analyzed using the Google Earth application to verify the Qibla direction. The findings reveal varying perceptions among community members regarding the Qibla direction determined by the bara’ ḍâjâ(h) method. It was also found that the direction used by some members of the community deviates from the accurate azimuth. Keywords: Bara’ ḍâjâ(h), Qibla direction, community perception, traditional method, Google Earth, azimuth.
Copyrights © 2021