Ronggeng Pasaman is a traditional art form that holds significant cultural value and plays an important role in preserving the cultural identity of the Pasaman community. This study explores the traces of diaspora within the musical elements of Ronggeng Pasaman and how global music appropriation shapes creativity and local cultural identity. Ronggeng Pasaman not only preserves traditional aspects but also actively integrates global musical influences into a more contemporary artistic form. Through creative appropriation, the Pasaman community successfully blends external influences with local wisdom, creating an art form that remains relevant in today's globalized world. The study also provides recommendations for the preservation and revitalization of Ronggeng Pasaman, including cultural documentation, cultural education, and community empowerment, as efforts to ensure the sustainability of Ronggeng Pasaman amidst the currents of globalization. Abstrak Ronggeng Pasaman merupakan salah satu bentuk kesenian tradisional yang kaya akan nilai budaya dan memiliki peran penting dalam menjaga identitas budaya masyarakat Pasaman. Penelitian ini mengkaji jejak diaspora dalam nada kesenian Ronggeng Pasaman dan bagaimana apropriasi musik global membentuk kreativitas serta identitas budaya lokal. Ronggeng Pasaman tidak hanya mempertahankan aspek-aspek tradisional, tetapi juga mengadaptasi elemen-elemen musik global yang diintegrasikan secara aktif dalam bentuk kesenian yang lebih kontemporer. Melalui proses apropriasi yang kreatif, masyarakat Pasaman berhasil menggabungkan pengaruh luar dengan kearifan lokal, menciptakan suatu bentuk seni yang tetap relevan dalam dunia global saat ini. Penelitian ini juga memberikan rekomendasi langkah-langkah pelestarian dan revitalisasi ronggeng Pasaman, termasuk dokumentasi budaya, pendidikan budaya, dan pemberdayaan komunitas seni, sebagai upaya untuk memastikan kelangsungan eksistensi ronggeng Pasaman di tengah arus globalisasi. Kata kunci: Apropriasi musik, Diaspora budaya, Kesenian tradisional, Ronggeng Pasaman.
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2025