Penelitian ini dilatarbelakangi oleh hubungan antara usia dan kewajiban belajar, khususnya pada masa remaja yang rentan mengalami krisis perkembangan. Ketidakmampuan menghadapi krisis ini dapat memicu perilaku prokrastinasi atau penundaan dalam menyelesaikan tugas akademik. Di MAN 2 Kutai Kartanegara, prokrastinasi akademik banyak ditemukan pada siswa kelas XI. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi jenis prokrastinasi yang terjadi, serta faktor penghambat dan pendukung guru dalam mengatasinya. Penelitian menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dengan informan dari guru rumpun Pendidikan Agama Islam (PAI) dan siswa. Data dikumpulkan melalui wawancara dan dokumentasi, serta diuji validitasnya dengan triangulasi sumber, teknik, dan waktu. Analisis data dilakukan melalui kondensasi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas siswa kelas XI mengalami dysfunctional procrastination, khususnya jenis avoidance dan behavioral procrastination, yang ditandai dengan penundaan tanpa tujuan yang jelas. Guru PAI mengatasi hal ini dengan pendekatan personal, kolaborasi lintas pihak, pemberian tenggat tambahan, serta bimbingan moral dan spiritual. Faktor pendukung upaya ini meliputi dukungan orangtua, kerjasama dengan wakil kepala sekolah kurikulum, dan komunikasi yang efektif. Namun, upaya guru juga menghadapi hambatan seperti kurangnya pengawasan orangtua, rendahnya motivasi intrinsik siswa, keterbatasan waktu mengajar, serta kejenuhan guru. Penelitian ini merekomendasikan pendekatan kolaboratif dan personal sebagai strategi efektif dalam menanggulangi prokrastinasi akademik siswa.
Copyrights © 2025