Komunikasi merupakan bagian penting bagi seseorang dalam menjalani kehidupan, termasuk anak berkebutuhan khusus. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kemampuan komunikasi anak autisme dalam berinteraksi sosial di lingkungan sekolah SLB PGRI Kamal yang mencakup faktor apa saja yang menghambat perkembangan kemampuan komunikasi siswa dan hambatan yang dialami oleh guru. Metode yang digunakan peneliti yaitu metode deskriptif kualitatif. Subjek penelitian yaitu siswa ABK autisme, khususnya pada siswa berinisial D. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu wawancara dan observasi. Wawancara dilakukan dengan menggunakan instrumen wawancara terstruktur kepada guru pembimbing ABK autisme. Observasi dilakukan dengan menggunakan lembar observasi dengan jawaban ya atau tidak yang ditujukan kepada siswa ABK autisme untuk mengidentifikasi karakteristik siswa tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan komunikasi siswa autisme yang berinisial nama D tergolong tidak lancar dan sulit dimengerti. Siswa D hanya mampu mengucapkan maksimal dua kata dengan artikulasi yang tidak jelas. Guru masih kesulitan memahami apa yang dibutuhkan dan diinginkan oleh siswa tersebut, sehingga ketika tidak tersampaikan siswa akan memberontak. Hal ini disebabkan adanya keterbatasan fasilitas dan belum tersedianya terapi wicara di SLB tersebut, sehingga belum mampu meningkatkan kemampuan komunikasi siswa autisme secara maksimal.
Copyrights © 2025