Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis efisiensi teknis, faktor-faktor yang memengaruhi efisiensi teknis dan profitabilitas usahatani tebu dengan skema kemitraan Sistem Bagi Hasil (SBH) dan Sistem Pembelian Tebu (SPT). Penelitian dilakukan di wilayah kerja PG Pradjekan di Provinsi Jawa Timur dengan menggunakan survei pada 31 petani tebu rakyat (TR) pada musim tanam 2022-2023. Pengukuran efisiensi teknis menggunakan metode Data Envelopment Analysis (DEA), regresi tobit dan analisis usahatani tebu di masing-masing skema kemitraan (SBH dan SPT). Hasil analisis menunjukkan bahwa rerata nilai ET usahatani TR di lahan tegal sebesar 97% dan masih berpotensi untuk ditingkatkan sebesar 3%. Faktor-faktor yang memengaruhi tingkat ET adalah variebel pendidikan, peran Pabrik Gula peran Lembaga keuangan dan peran Asosiasi Petani Tebu Rakyat (APTR). Rerata total biaya aktual dan target (setelah dilakukan upaya efisiensi) usahatani TR pada kemitraan SBH masing-masing secara berurutan sebesar Rp.53,08 juta/ha dan Rp.50,98 juta/ha, sedangkan pada kemitraan SPT masing-masing secara berurutan sebesar Rp.60,12 juta/ha dan Rp.58,02 juta/ha. Rerata total biaya SBH lebih rendah karena memperoleh penerimaan dari tetes. Apabila rerata produktivitas TR sebesar 938 ton/ha, rendemen 8,18%, harga gula Rp.13.200/kg dan harga tebu Rp.72.000/kg. Maka rerata pendapatan aktual dan target yang diperoleh pada kemitraan SBH masing-masing secara berurutan sebesar Rp.21,92 juta/ha dan Rp.24,02 juta/ha, sedangkan pada kemitraan SPT masing-masing secara berurutan sebesar Rp.10,27 juta/ha dan Rp.12,37 juta/ha.
Copyrights © 2025