Tulisan ini berupaya untuk menganalisis kritik yang menuai sejumlah masyarakat terkait penggambaran karakter gaib yang dianggap menyimpang akidah dalam film animasi jumbo. Metode yang digunakan menggunakan metode analisis isi konten kemudian diintregasikan dengan nilai-nilai Qur’ani yang ditelaah melalui teori intertekstual milik Julia Kriteva. Hasil dari penelitian ini mengungkapkan bahwa film animasi jumbo tidak seutuhnya diklaim menyimpang akidah. Karakter Meri hanyalah produk komodifikasi budaya di era komodifikasi fantasi. Masyarakat harus lebih berselektif dan lebih bijak bernalar dalam menanggapi permasalahan seperti ini, sebagaimana konsep kesempurnaan manusia dengan diberikannya akal yang tercermin dalam QS. at-Tin [95]: 4, as-Sajdah [32]: 7, dan al-Isra’ [17]: 70. Dalam menelaah ketiga ayat ini melibatkan teori intertekstual melalui proses transformasi, modifikasi, dan paralel yang mengungkapkan bahwa manusia merupakan makhluk paling sempurna dengan pemberian akal sehingga dapat membedakan mana yang baik dan buruk guna mencapai kesejahteraan di dunia dan akhirat.
Copyrights © 2025