Articles
36 Documents
STUDI METODOLOGI TAFSIR FAZLUR RAHMAN
Syamsir Syamsir
TAFASIR: Journal of Quranic Studies Vol 1, No 1 (2023): Tafasir: Journal of Quranic Studies
Publisher : Ma'had Aly As'adiyah Sengkang
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.62376/tafasir.v1i1.11
Tafsir klasik tidak dianggap releven lagi dengan zaman dan kebutuhan umat Islam saat ini. Teori yang dianggap mampu merespon kebutuhan zamaan umat ini adalah hermeneutika,salah satu tokoh yang menggunakan teori hermeneutika adalah Fazlur Rahman, Fazlur Rahman melihat karya-karya mufassir klasik belum mampu menjawab persoalan-persoalan hari ini disebabkan ketidakvalidan, metode yang digunakan oleh mereka sehingga mengalami kerisis besar, yaitu secara epistimologis, Fazlur Rahman menawarkan pendekatan hermeneutika untuk menjawab persoalan tersebut, hal ini ia lakukan dengan menggunakan, teori doble movement, merupakan perpaduan antara tradisionalis muslim dengan hermeneutika Barat kontenporer. Menunjukkan dalam membangun teori doble movement, tidak terlepas dari pengaruh atau horizon yang sama dengan kedua pemikiran pemikiran tersebut.
CORAK PENAFSIRAN AL-ALŪSĪ TERHADAP AL-QURAN (ANALISIS TERHADAP TAFSIR RŪḤ AL-MA’ĀNĪ)
Abdul Waris Ahmad
TAFASIR: Journal of Quranic Studies Vol 1, No 1 (2023): Tafasir: Journal of Quranic Studies
Publisher : Ma'had Aly As'adiyah Sengkang
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.62376/tafasir.v1i1.5
Kedudukan tafsir dalam kehidupan umat Islam sangatlah penting. Eksistensi sebuah penafsiran mampu menjadi kunci bagi semua permasalahan yang muncul di tengah-tengah umat dari waktu ke waktu. Kecenderungan seorang mufassir dalam mengkaji dan menafsirkan al-Qur’an mampu melahirkan karya yang sesuai dengan kecenderungannya. Berbeda dengan al-Alūsī, kecenderungannya dalam berbagai bidang justru menjadikannya sebagai mufassir yang lain daripada yang lainnya dalam penafsirannya. Rūḥ al-Ma’ānī menampakkan kecerdasan intelektual al-Alūsī dalam bidang tafsir. Adapun artikel ini mencoba mengkaji ragam corak penafsiran yang dilakukan oleh al-Alūsī. Sebagai seorang yang berwawasan sufistik, tafsirnya dipandang bercorak isyārī. Namun, jika membedah ayat hukum syariah, maka akan terlihat corak fikihnya. Apapun yang al-Alūsī kaji, maka tampaklah kemampuan dan kecenderungan analisisnya sangat mendalam dan kuat, sehingga tafsirnya terkesan menggandeng semua corak penafsiran. Bahkan, tidak sedikit yang memandang jika tafsirnya adalah tafsir lugawi pada saat al-Alūsī menganalisis ayat dari sisi tinjauan gramatikal Arab.
METODOLOGI TAFSIR AYAT-AYAT HUKUM
M.Iqbal Nasir;
sam suddin
TAFASIR: Journal of Quranic Studies Vol 1, No 2 (2023): TAFASIR: Journal of Qur'anic Studies
Publisher : Ma'had Aly As'adiyah Sengkang
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.62376/tafasir.v1i2.17
Ayat-ayat hukum merupakan salah satu syarat yang harus diketahui oleh umat Islam dalam mengkaji kitab mereka yaitu al-Qur’an. Karena posisi ayat-ayat hukum yang sangat penting untuk diperhatikan dan tidak boleh untuk dilewatkan. Tanpa adanya ayat-ayat hukum maka keadilan dan ketenraman tidak akan tercipta di bumi. Sebaliknya kezaliman dan kehancuran akan muncul mendominasi karena meninggalkan hukum-hukum Allah Swt. yang tertulis dalam al-Qur’an. Oleh karena itu, dalam penelitian ini akan dibahas tentang metodologi tafsir ayat-ayat hukum sebagai langkah awal dalam memahami hukum Islam yang terdapat dalam al-Qur’an dan sebagai pijakan awal dalam melangkah lebih jauh lagi dalam menggali ayat-ayat hukum yang ditopang oleh metodologi tafsir.
Peran Pemimpin dalam Merawat Kerukunan Umat Beragama Perspektif Alqur’an
Tahir, Muhyiddin;
Suswandi, Suswandi
TAFASIR: Journal of Quranic Studies Vol 1, No 2 (2023): TAFASIR: Journal of Qur'anic Studies
Publisher : Ma'had Aly As'adiyah Sengkang
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.62376/tafasir.v1i2.21
Pelaksanaan kerukunan umat beragama di Indonesia tidak lepas dari keputusan dan kebijakan pemimpin. Pemimpin memiliki peran penting dalam terlaksananya kerukunan umat beragama. Masyarakat yang rukun merupakan cerminan pemimpin yang baik yang dapat bekerjasama dalam terlaksananya kerukunan umat beragama. Penelitian ini menemukan dan mengemukakan peran pemimpin berdasarkan kajian pustaka dan referensi yang lain. Peran pemimpin mencakup keseluruhan lapisan elemen masyarakat dalam kehidupan pemerintahan hingga kehidupan keluarga. Indikator kerukunan umat beragama di antaranya, toleransi, kesetaraan, dan kerjasama merupakan acuan untuk mengukur sejauh mana kita merawat kerukunan umat beragama, Peran pemimpin dalam merawat kerukunan umat beragama berada pada posisi pertama dengan berbagai tahapan yaitu pada Unsur pemerintahan, unsur tokoh agama, tokoh adat atau pemimpin suku dan unsur pemimpin keluarga.
ASBABUN NUZUL DALAM KITAB KAUKABUL MUNIR KARYA ANREGURUTTA KH. MUHAMMAD AS’AD AL-BUGISY
Tarmizi Tarmizi Tahir
TAFASIR: Journal of Quranic Studies Vol 1, No 1 (2023): Tafasir: Journal of Quranic Studies
Publisher : Ma'had Aly As'adiyah Sengkang
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.62376/tafasir.v1i1.7
Tulisan ini membahas tentang Asbabun Nuzul dalam Kitab Kaukabul Munir karya Anregurutta KH. Muhammad As’ad al-Bugisy. Kitab Kaukabul Munir merupakan kitab monumental yang diajarkan di Pondok Pesantren As’adiyah membahas tentang ilmu tafsir. Di dalam Kitab Kaukabul Munir, Anregurutta KH. Muhammad As’ad al-Bugisy menjelaskan tentang pengertian asbabun nuzul yang merupakan peristiwa atau kejadian yang terjadi kemudian disusul turunnya ayat untuk menjelaskan peristiwa tersebut, untuk menerangkan sesuatu yang samar mengenai suatu hukum. Begitu pula Anregurutta KH. Muhammad As’ad al-Bugisy dalam Kitab Kaukabul Munir menjelaskan bahwa sesuatu yang datang dari Sahabat maka hukumnya adalah marfu’ dan bisa ditolak jika datang tanpa sanad, sedangkan yang datang dari Tabi’in maka hukumnya adalah mursal dan bisa diterima jika datang dari imam yang diperpegangi.
Analisis Psikologis Mythomania dengan Isu Penyebaran Hoaks Di Era Post-Truth: Perspektif Alqur’an
Aswar Rifa'in;
Elly Wardana
TAFASIR: Journal of Quranic Studies Vol 1, No 2 (2023): TAFASIR: Journal of Qur'anic Studies
Publisher : Ma'had Aly As'adiyah Sengkang
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.62376/tafasir.v1i2.20
Penelitian ini membahas fenomena mythomania dan penyebaran hoaks di era post-truth, menganalisis psikologis mythomania serta dampaknya terhadap penyebaran hoaks. Mythomania, sebuah gangguan mental yang melibatkan perilaku berbohong patologis, dapat berkontribusi pada penyebaran informasi palsu. Dalam konteks era post-truth, di mana fakta sering diabaikan, individu dengan mythomania dapat tidak sengaja atau sengaja memperkuat penyebaran hoaks. Penelitian ini juga membahas kaitan antara penyebaran hoaks dan politik pascakebenaran. Konsep post-truth politics menciptakan lingkungan di mana berita palsu digunakan untuk memengaruhi opini publik. Individu dengan perilaku mythomania dapat memperumit kontroversi fakta dan kebenaran dalam politik, menyulitkan komunikasi, politik, dan media. Penelitian ini juga menjelaskan perspektif Alqur'an terhadap kejujuran sebagai solusi terhadap penyebaran hoaks. Alqur'an mengajarkan nilai-nilai kejujuran, takwa, dan pertanggungjawaban sebagai landasan untuk mencegah perilaku mythomania dan penyebaran hoaks. Pendidikan literasi media dan regulasi yang mendukung literasi media juga diakui sebagai upaya untuk mengatasi masalah ini.
Upaya Pelestarian Lingkungan Hidup di dalam al-Qur'an
Hasmulyadi Hasan
TAFASIR: Journal of Quranic Studies Vol 1, No 2 (2023): TAFASIR: Journal of Qur'anic Studies
Publisher : Ma'had Aly As'adiyah Sengkang
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.62376/tafasir.v1i2.16
Penelitian ini membahas tentang upaya pelestarian lingkungan hidup dalam al-Qur’an. Lingkungan sangat memengaruhi kualitas hidup manusia yang ada di dalam lingkungan itu. Kerusakan/fasad lingkungan yang terjadi akan merusak dan merugikan manusia itu sendiri. Al-Qur’an menganjurkan kepada manusia agar senantiasa memelihara dan melestarikan lingkungan hidup. Banyak ayat al-Qur’an yang menjelaskan pemeliharaan Allah swt terhadap lingkungan, baik lingkungan flora dan fauna maupun tanah, air dan udara dengan menyediakan ekosistem alamyang teratur. Manusia sebagai makhluk Allah swt bertugas untuk menjadi penanggungjawab pemeliharaan lingkungan dengan berbuat baik dan tidak berbuat kerusakan di muka bumi.
ANALISIS PEMIKIRAN AG. K. H. DAUD ISMAIL TENTANG AL-QUR’AN SEBAGAI SYIFA’ (OBAT)
Aswar Rifa'in
TAFASIR: Journal of Quranic Studies Vol 1, No 1 (2023): Tafasir: Journal of Quranic Studies
Publisher : Ma'had Aly As'adiyah Sengkang
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.62376/tafasir.v1i1.9
Al-Qur’an yang diturunkan oleh Allah swt. yang dipandang begitu bernilai khususnya bagi umat Islam, al-Qur’an dengan kesakralan-nya yang telah memberikan pemahaman tanpa batas bagi orang-orang yang mengkajinya. Pemahaman ini dapat dilihat dari perkembangan dalam konteks sosial masyarakat dan kemajuan material yang dikonsumsi masyarakt dewasa ini pada dasarnya dapat menimbulkan kegelisahan bagi jiwa mereka yang dapat mengakibatkan manusia berkepribadian abnormal. Analisis pemikiran AG. K. H. Daud Ismail yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah Library Research (kajian pustaka) terhadap karyanya Tafsir al- Munīr. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa al-Qur’an dapat berfungsi sebagai syifā’ (obat) apabila disertai dengan keimanan kepada Allah swt.
Alqur’an Merawat Kerukunan Umat Beragama di Era Society 5.0
Syamsir Syamsir;
Muh. Nurul Fajri
TAFASIR: Journal of Quranic Studies Vol 1, No 2 (2023): TAFASIR: Journal of Qur'anic Studies
Publisher : Ma'had Aly As'adiyah Sengkang
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.62376/tafasir.v1i2.19
Penelitian ini membahas tentang upaya dalam merawat kerukunan umat ber agama di Era Society 5.0. Perkembangan teknologi memberikan kemudahan yang juga dibarengi masalah seperti mudahnya berkomunikasi do sosial media yang terkadang memicuu perdebatan yang membawa isu SARA, hal tersebut harus diselesaikan dan ditemukan solusianya. Banyak ayat Alqur’an yang membahas tentang pentingnya saling menghargai , dan sikap toleransi si tengah umat majemuk. Nilai-nilai qur’ani tersebut harus diterapkan oleh seluruh manusia agar terwujud negara yang damai dan tentram.
Mazhab Tafsir Indonesia (tipologi tafsir)
EKAWATI EW HAMZAH
TAFASIR: Journal of Quranic Studies Vol 1, No 2 (2023): TAFASIR: Journal of Qur'anic Studies
Publisher : Ma'had Aly As'adiyah Sengkang
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.62376/tafasir.v1i2.15
Setiap karya tafsir dalam khazanah intelekttual Islam tidak akan pernah bisa untuk dilepaskan dari realitas, tujuan, kepentingan dan tendensi tertentu. Jika dicermati muncul dan berkembangnya karya-karya tafsir selama ini dari generasi ke generasi tentu memiliki corak, karakteristik, dan bahkan tipologi yang berbeda-beda. Bahkan dari setiap karya tafsir memiliki bias-bias kepentingan yang berbeda-beda. Banyak hal dan factor yang menjadi latarbelakangnya. Salah satunya adalah perbedaan situasi social historis setiap penafsir, tanpa terkecuali karya tafsir di Indonesia. Dalam tulisan ini, kerangka teori diarahkan pada aspek periodesasi tafsir di Indonesia, aspek tipologi karya tafsir, dan aspek kontribusi kitab tafsir tersebut terhadap Masyarakat local. Dari aspek ini diharapakn mampu untuk menyingkap keunikan-keunikan dari segala aspek yang termuat dan mempengaruhi karya tafsir tersebut. Dalam kajian ini, karya tafsir yang dikaji ada 3 (tiga) karya local.Tipologi tafsir di Indonesia banyak diwarnai dengan Islam local baik itu budaya maupun kondisi saat ayat-ayat Al-Qur’an Ketika ditafsirkan. Tafsir nusantara tidak lepas dari transmisi tradisi tafsir Hijaz, Azhari, dan sarjana Barat. Tafsir nusantara juga memiliki ketersambungan dan keterikatan kuat dengan pola pikir al-Azhar Mesir yang banyak melahirkan ulama-ulama berkebangsaan Indonesia yang secara tidak langsung ikut menyumbangkan pemikiranannya dalam menelurkan karya tafsir Nusantara