Penelitian ini berfokus pada pendekatan manajemen produksi garam biru (Blue Salt) menggunakan sistem tunnel di Desa Pliwetan, Kecamatan Palang, Kabupaten Tuban, Jawa Timur. Metode produksi garam ini memanfaatkan desain sistem terowongan (tunnel) yang memungkinkan produksi tetap berjalan di musim hujan. Garam biru diproduksi melalui proses kristalisasi air laut yang telah dicampur dengan zat methylene blue, memberikan warna biru pada garam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa produksi garam biru dapat meningkatkan pendapatan petani karena nilai jualnya yang lebih tinggi dibandingkan garam putih. Selain itu, kandungan zat methylene blue pada garam biru memiliki manfaat antiseptik untuk ikan hias, yang berguna untuk menormalkan pH air dan mencegah infeksi bakteri, parasit, serta jamur pada ikan. Dengan produksi tahunan sebesar 22400 kg, sistem tunnel ini membuktikan efektivitasnya dalam menjaga suhu dan kualitas air, serta meningkatkan stabilitas ekonomi petani garam setempat. Temuan ini diharapkan dapat mendorong adopsi inovasi garam biru di kawasan pesisir Indonesia
Copyrights © 2025