Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

ENZIM SOD PADA UDANG WINDU (Penaeus monodon Fabricus) YANG TERINFEKSI Vibrio harveyi Sudianto, Achmad
Maspari Journal : Marine Science Research Vol 10, No 2 (2018): Edisi Juli
Publisher : UNIVERSITAS SRIWIJAYA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (33.478 KB) | DOI: 10.36706/maspari.v10i2.5951

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui SOD pada udang windu (Penaeus monodon Fabricus) yang diinfeksi bakteri Vibrio harveyi. Setiap perlakuan dilakukan 3 kali ulangan.Hasil penelitian berdasarkan uji ANOVA menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang nyata (p<0,05), pada enzym SOD udang windu (Penaeus monodon Fabricus) yang diinfeksi Vibrio harveyi .Enzym SOD berdasarkan uji BNT diketahui kontrol positif berbeda nyata dengan kontrol negatif, berdasarkan uji regresi diketahui 34,2% dosis OMP mempengaruhi aktivitas enzim superoksida dismutase. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa enzim SOD pada udang windu (Penaeus monodon  Fabricus) yang paling optimal sebagai imunostimulan adalah dosis 20 µg/kg bw.
ENZIM SOD PADA UDANG WINDU (Penaeus monodon Fabricus) YANG TERINFEKSI Vibrio harveyi Sudianto, Achmad
Maspari Journal : Marine Science Research Vol 10, No 2 (2018): Edisi Juli
Publisher : UNIVERSITAS SRIWIJAYA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36706/maspari.v10i2.5951

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui SOD pada udang windu (Penaeus monodon Fabricus) yang diinfeksi bakteri Vibrio harveyi. Setiap perlakuan dilakukan 3 kali ulangan.Hasil penelitian berdasarkan uji ANOVA menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang nyata (p<0,05), pada enzym SOD udang windu (Penaeus monodon Fabricus) yang diinfeksi Vibrio harveyi .Enzym SOD berdasarkan uji BNT diketahui kontrol positif berbeda nyata dengan kontrol negatif, berdasarkan uji regresi diketahui 34,2% dosis OMP mempengaruhi aktivitas enzim superoksida dismutase. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa enzim SOD pada udang windu (Penaeus monodon  Fabricus) yang paling optimal sebagai imunostimulan adalah dosis 20 µg/kg bw.
Pengaruh Perbedaan Warna Umpan Buatan untuk Meningkatkan Hasil Tangkapan Pole and Line Widiantoro, Nova; Sudianto, Achmad; Spanton M, Perdana Ixbal
MIYANG Vol 4 No 1 (2024): Jurnal Miyang Edisi April 2024
Publisher : Faculty of Fisheries and Marine, Universitas PGRI Ronggolawe, Tuban, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55719/j.miy.v4i1.1366

Abstract

Dalam operasional alat tangkap huhate, yang termasuk dalam perikanan pancing, faktor umpan sangat berpengaruh terhadap hasil tangkapan. Umpan yang digunakan, baik jenis maupun ukurannya, harus menarik bagi ikan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan membandingkan hasil tangkapan ikan berdasarkan perbedaan warna umpan buatan. Selain itu, penelitian ini juga menganalisis pengaruh warna umpan terhadap jumlah hasil tangkapan, dengan fokus pada warna yang paling banyak mendapatkan hasil tangkapan. Melalui penelitian ini, diharapkan dapat diketahui dan diidentifikasi hasil tangkapan ikan yang didasarkan pada warna umpan buatan yang digunakan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kuantitatif dengan statistik menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK). Pengumpulan data dilakukan melalui pengamatan langsung di lapangan untuk memahami kondisi yang sebenarnya. Macam-macam umpan buatan meliputi umpan dari bulu ayam berwarna merah muda, tali rafia berwarna biru, kombinasi bulu ayam dan rafia, serta umpan dari limbah plastik bungkus snack. Hasil penelitian bahwa pengaruh warna umpan buatan terhadap hasil tangkapan ikan dengan tiga perlakuan warna: Pink (Bulu Ayam) = 190 ekor, Biru (Tali Rafia) = 395 ekor, dan Silver (Bungkus Snack) = 1083 ekor. Hasil perhitungan dengan 3 perlakuan dan 9 kali ulangan menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan, dengan F hitung sebesar 5,075 yang lebih besar dari F tabel (0,05) sebesar 3,63. Hal ini menunjukkan bahwa perbedaan warna umpan memiliki pengaruh nyata terhadap hasil tangkapan ikan
Pengaruh Perasan Daun Pepaya (Carica Papaya L.) sebagai Media Penetasan Telur Ikan Lele Mutiara(Clarias Gariepinus) dengan Perlakuan Dosis yang Berbeda Agilia, Jajang; Rahmaningsih, Sri; Sudianto, Achmad
MIYANG Vol 4 No 2 (2024): Jurnal Miyang Edisi November 2024
Publisher : Faculty of Fisheries and Marine, Universitas PGRI Ronggolawe, Tuban, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55719/j.miy.v4i2.1501

Abstract

Ikan lele mutiara adalah ikan salah satu strain baru yang di  dapat dari menyilangkan berbagai jenis ikan lele lainya yakni ikan lele Mesir, Paiton, Sangkuriang dan Dumbo. Nama “Mutiara” memiliki kepanjangan Mutu Tinggi Tiada Tara, nama itu mewakili dari berbagai keunggulan yang dimiliki ikan lele mutiara seperti perfoma budidaya yang relatif lengkap, terutama dalam hal pertumbuhan, efisiensi pakan, keseragaman ukuran, toleransi penyakit, lingkungan dan stres serta produktifitas yang tinggi. Kendala yang dihadapi dalam kegiatan pembenihan ikan lele adalah rendahnya frekuensi pemijahan dan pematangan gonad induk. Oleh karena itu, diperlukan terobosan baru yaitu membuatkan penelitian terhadap penetasan telur ikan lele mutiara agar lebih efesien dan lebih memaksimalkan untuk hasil akhir dari pemanenan ikan lele Mutiara.Penelitian ini adalah mempelajari Pengaruh perasan Daun Pepaya(Carica Papaya L.)sebagai media penetasan telur ikan lele mutiara(Clarias gariepinus) dengan perbandingan dosis yang berbeda di Instalasi Perikanan Budidaya (IPB) agar menambah pengetahuan, ketrampilan,membuat inovasi untuk terobosan teknologi untuk perikanan terutama pengetahuan tentang langkah-langkah kegiatan pembenihan ikan lele dengan system baru karena Senyawa-senyawa yang terkandung pada daun pepaya dijadikan sebagai senyawa untuk mengendalikan serangan mikroba yang menyerang ikan dan telur ikan.Metode penelitian yang digunakan menggunakan metode eksperimen.Analisis perhitungan dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL), dengan 4 perlakuan (kontrol, pemberian dosis A: 2,0 ml/l, B: 4,0 ml/l, C: 6,0 ml/l masing-masing 3 kali ulangan. Data dianalisis menggunakan uji F. Adapun parameter uji yang dipakai dalam penelitian ini yaitu parameter utama dan parameter penunjang. Parameter utama diantaranya yaitu fertilization Rate dan daya tetas (HR).Sedangkan parameter penunjang diantaranya adalah suhu, pH, dan oksigen terlarut (DO). Dosis terbaik pemberian perasan daun pepaya terhadap daya tetas telur dan fertilisasi telur ikan lele adalah 4 ml/l (perlakuan B) yang mampu menghasilkan HR (68,67%,) dan FR (72,67%)
Penggunaan Daun Ketapang (Terminalia catappa) dengan Dosis Variatif Sebagai Media Penetasan Telur Ikan Lele Mutiara (Clarias gariepinus) Zuhri, Achmad Satrio Saefudin; Rahmaningsih, Sri; Sudianto, Achmad

Publisher : Fishery Product Technology Study Program, Yudharta University, Pasuruan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35891/lempuk.v3i2.5672

Abstract

Dengan luas wilayah laut yang mencapai dua pertiga dari seluruh wilayah Indonesia, Indonesia sebagai negara kepulauan dan maritim memiliki potensi kelautan dan perikanan yang sangat tinggi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi efektivitas penggunaan daun ketapang (Terminalia catappa) dengan dosis yang berbeda sebagai media penetasan telur ikan lele mutiara (Clarias gariepinus). Diharapkan penelitian ini dapat memberikan manfaat meningkatkan efisiensi penetasan dengan memanfaatkan media larutan daun ketapang yang lebih ramah lingkungan dibandingkan bahan kimia. Dilaksanakan dari 29 Maret hingga 29 Penelitian ini dilaksanakan di Instalasi Perikanan Budidaya Merakurak, Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Timur pada bulan Juni dengan menggunakan metode percobaan rancangan acak lengkap (RAL). RAL digunakan pada empat perlakuan dengan dosis daun ketapang (1,0, 2,0, dan 3,0 mililiter per liter;dan kontrol tanpa perlakuan) yang diuji dengan tiga kali ulangan, menghasilkan total 12 sampel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan dengan dosis daun ketapang 2 ml/l (B2) memberikan hasil terbaik, dengan daya tetas rata-rata mencapai 76,67% dan lama inkubasi rata-rata 19 jam 15 menit. Penelitian ini membuktikan bahwa penggunaan daun ketapang dapat menjadi alternatif efektif dan berkelanjutan dalam budidaya ikan lele mutiara.
Peningkatan Potensi Sumberdaya Lokal Melalui Pelatihan Cipta Produk Desa dalam Pembuatan Garam Biru (Blue Salt) di Desa Pliwetan Kabupaten Tuban, Jawa Timur Perdana Ixbal Spanton; Prayogo, Luhur Moekti; Sudianto, Achmad; Jumiati
Jurnal ABDILAWE Vol 3 No 1 (2025): April 2025
Publisher : Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas PGRI Ronggolawe

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55719/as.v3i1.1693

Abstract

Desa Pliwetan yang terletak di Kecamatan Palang, Kabupaten Tuban, memiliki luas wilayah sekitar ±3,4 ha dengan lima sektor utama: perikanan, ekonomi, peternakan, pertanian, dan perdagangan. Meskipun memiliki potensi pertanian yang baik, terutama dalam bidang pertambakan garam, sebagian besar penduduknya masih tergolong prasejahtera. Salah satu inovasi yang dikembangkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat adalah produksi garam biru (blue salt) melalui sistem tunel. Kelompok tani garam di desa ini berperan penting dalam mendorong masyarakat agar lebih inovatif dalam mengelola hasil tambak. Penelitian ini menunjukkan bahwa produksi garam biru tidak hanya mampu meningkatkan pendapatan petani garam, tetapi juga membuka peluang pasar yang lebih luas dengan adanya permintaan dari luar daerah seperti Cirebon, Yogyakarta, Ngawi, Bali, dan Magelang. Produk garam biru dijual dengan harga Rp8.000 per ¼ kg. Inovasi ini menjadi strategi potensial dalam meningkatkan nilai tambah komoditas lokal serta kesejahteraan ekonomi masyarakat pesisir.
Pendekatan Manajemen Produksi Garam Biru (Blue Salt) pada Sistem Tunel yang Berdampak pada Tingkat Pendapatan Petani Garam di Desa Pliwetan Kecamatan Palang Kabupaten Tuban Jawa Timur Spanton M, Perdana Ixbal; Sudianto, Achmad; Prayogo, Luhur Moekti; Jumiati
MIYANG Vol 5 No 1 (2025): Jurnal Miyang Edisi April 2025
Publisher : Faculty of Fisheries and Marine, Universitas PGRI Ronggolawe, Tuban, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55719/j.miy.v5i1.1691

Abstract

Penelitian ini berfokus pada pendekatan manajemen produksi garam biru (Blue Salt) menggunakan sistem tunnel di Desa Pliwetan, Kecamatan Palang, Kabupaten Tuban, Jawa Timur. Metode produksi garam ini memanfaatkan desain sistem terowongan (tunnel) yang memungkinkan produksi tetap berjalan di musim hujan. Garam biru diproduksi melalui proses kristalisasi air laut yang telah dicampur dengan zat methylene blue, memberikan warna biru pada garam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa produksi garam biru dapat meningkatkan pendapatan petani karena nilai jualnya yang lebih tinggi dibandingkan garam putih. Selain itu, kandungan zat methylene blue pada garam biru memiliki manfaat antiseptik untuk ikan hias, yang berguna untuk menormalkan pH air dan mencegah infeksi bakteri, parasit, serta jamur pada ikan. Dengan produksi tahunan sebesar 22400 kg, sistem tunnel ini membuktikan efektivitasnya dalam menjaga suhu dan kualitas air, serta meningkatkan stabilitas ekonomi petani garam setempat. Temuan ini diharapkan dapat mendorong adopsi inovasi garam biru di kawasan pesisir Indonesia  
Penggunaan Daun Ketapang (Terminalia catappa) dengan Dosis Variatif Sebagai Media Penetasan Telur Ikan Lele Mutiara (Clarias gariepinus) Zuhri, Achmad Satrio Saefudin; Rahmaningsih, Sri; Sudianto, Achmad
Lempuk: Jurnal Ilmu Kelautan dan Perikanan Vol. 3 No. 2 (2024): Desember
Publisher : Fishery Product Technology Study Program, Yudharta University, Pasuruan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35891/lempuk.v3i2.5672

Abstract

Dengan luas wilayah laut yang mencapai dua pertiga dari seluruh wilayah Indonesia, Indonesia sebagai negara kepulauan dan maritim memiliki potensi kelautan dan perikanan yang sangat tinggi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi efektivitas penggunaan daun ketapang (Terminalia catappa) dengan dosis yang berbeda sebagai media penetasan telur ikan lele mutiara (Clarias gariepinus). Diharapkan penelitian ini dapat memberikan manfaat meningkatkan efisiensi penetasan dengan memanfaatkan media larutan daun ketapang yang lebih ramah lingkungan dibandingkan bahan kimia. Dilaksanakan dari 29 Maret hingga 29 Penelitian ini dilaksanakan di Instalasi Perikanan Budidaya Merakurak, Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Timur pada bulan Juni dengan menggunakan metode percobaan rancangan acak lengkap (RAL). RAL digunakan pada empat perlakuan dengan dosis daun ketapang (1,0, 2,0, dan 3,0 mililiter per liter;dan kontrol tanpa perlakuan) yang diuji dengan tiga kali ulangan, menghasilkan total 12 sampel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan dengan dosis daun ketapang 2 ml/l (B2) memberikan hasil terbaik, dengan daya tetas rata-rata mencapai 76,67% dan lama inkubasi rata-rata 19 jam 15 menit. Penelitian ini membuktikan bahwa penggunaan daun ketapang dapat menjadi alternatif efektif dan berkelanjutan dalam budidaya ikan lele mutiara.
Evaluasi Kesehatan Ekosistem Mangrove Menggunakan Indeks MHI (Mangrove Health Indeks) serta Identifikasi Spesies Dominan di Pesisir Tuban dan Lamongan Prayogo, Luhur Moekti; Sudianto, Achmad
Rekayasa Vol 18, No 3: Desember, 2025
Publisher : Universitas Trunojoyo Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/rekayasa.v18i3.30475

Abstract

Mangrove ecosystems play a vital role in protecting coastlines, sequestering carbon, and sustaining coastal biodiversity. However, various pressures such as land conversion, abrasion, and human activities are causing degradation in these ecosystems. This study aims to assess the health condition of mangroves in Tuban and Lamongan Regencies through an integrative approach based on Mangrove Health Index (MHI), Normalized Difference Vegetation Index (NDVI) from Sentinel-2A images, and field data. The results of the study showed that the total area of mangroves in the two regions reached 178.88 hectares, with the dominance of medium density (56.47%) and high density (80.37%) which described relatively healthy vegetation conditions. Lamongan Regency recorded higher species diversity (10 types) than Tuban (7 types). The species found include Rhizophora mucronata, R. apiculata, R. stylosa, Avicennia marina, A. officinalis, A. alba, Bruguiera gymnorrhiza, Ceriops tagal, Aegiceras corniculatum, and Sonneratia alba. NDVI analysis showed a positive correlation with MHI, with the eastern Lamongan area and central Tuban as healthy mangrove zones. These findings reinforce the relevance of the use of remote sensing data in coastal ecosystem mapping, but still require field validation for ecological accuracy. This study recommends the integration of spatial approaches with community-based rehabilitation policies to strengthen the sustainability of mangrove management.