Pendidikan di Indonesia menghadapi tantangan dalam membentuk karakter siswa yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila, terutama di era globalisasi yang penuh disrupsi informasi. Rendahnya kemampuan bernalar kritis siswa, seperti lemahnya analisis isu kompleks dan kerentanan terhadap hoaks, menjadi fenomena yang mengemuka. Di SMP Negeri 1 Gunungwungkal, implementasi Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) belum dievaluasi secara mendalam terkait efektivitasnya dalam mewujudkan karakter bernalar kritis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui implementasi P5 dalam mewujudkan karakter bernalar kritis. Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis studi lapangan (field research). Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam dengan guru, siswa, dan kepala sekolah, observasi partisipatif terhadap kegiatan P5, serta studi dokumentasi. Analisis data dilakukan secara tematik (thematic analysis) dengan tahapan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Triangulasi sumber dan metode digunakan untuk memastikan keabsahan data. Implementasi P5 di SMP Negeri 1 Gunungwungkal menunjukkan dampak positif dalam mengembangkan karakter bernalar kritis siswa, seperti peningkatan kemampuan analisis, evaluasi argumen, dan pengambilan keputusan berbasis data. Namun, tantangan seperti keterbatasan sarana prasarana, waktu, dan kapasitas guru menghambat optimalisasi proyek. Kegiatan P5 yang berbasis kearifan lokal dan kolaboratif, seperti diskusi terpimpin dan proyek lingkungan, terbukti efektif dalam menstimulasi nalar kritis. Temuan ini memperkuat pentingnya pendekatan holistik dan adaptif, serta perlunya pelatihan guru dan pengembangan instrumen asesmen yang terstandarisasi.Kata Kunci : Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5); nalar kritis; pembelajaran kontekstual; pendidikan karakter
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2025