Penelitian ini mengkaji lanskap linguistik pada kapal penumpang milik PT PELNI dengan menyoroti bagaimana pilihan bahasa pada tanda-tanda visual publik yang mencerminkan fungsi, otoritas, dan identitas sosial. Sebanyak 79 tanda bahasa didokumentasikan melalui pemotretan di dalam kapal, dan 9 di antaranya dipilih secara purposif berdasarkan ragam bahasa (Indonesia, Inggris, bilingual), fungsi (regulatif, informatif, identifikasi ruang), serta lokasi penempatan tanda-tanda bahasa tersebut. Dalam proses analisis, teori lanskap bahasa dari Landry & Bourhis (1997) dan Scollon & Scollon (2003) digunakan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan dominasi Bahasa Indonesia dalam tanda regulatif institusional, sesuai amanat UU nomor 24 tahun 2009. Bahasa Inggris muncul pada informasi teknis dan darurat, menunjukkan pengaruh standar internasional. Format bilingual digunakan sebagai Upaya penyesuaian bahasa agar informasi dapat dipahami oleh semua penumpang, baik lokal maupun asing. Unsur visual seperti ikon, warna, dan tipografi memperkuat keterbacaan dalam ruang publik kapal. Tanda-tanda ini tidak hanya menjadi alat komunikasi, tetapi juga mencerminkan kebijakan bahasa, struktur sosial, dan dinamika ruang publik maritim.
Copyrights © 2025